Perangkat ini membantu meringankan beban pengemudi saat parkir. Namun saat ini sudah menjadi salah satu perangkat keselamatan berkendara

Power Steering

 
Power Steering

Perangkat ini membantu meringankan beban pengemudi saat parkir. Namun saat ini sudah menjadi salah satu perangkat keselamatan berkendara

Pada mobil-mobil anyar, kehadiran power steering sudah menjadi hal yang biasa. Peranti yang meringankan putaran setir ini cukup signifikan membantu kenyamanan mengemudi. 

Pengemudi tak perlu tenaga ekstra memutar kemudi saat parkir. Seperti apa sejarah power steering ini?

Sistem pengenteng setir ini pertama kali di dalam mobil terjadi pada tahun 1876 oleh seseorang bernama Fitts. Sayang sekali informasi mengenai dirinya sangat minim.

Namun paten mengenai mekanisme power steering sendiri dikantongi oleh Robert E. Twyford asal Pittburg, Pennysylvania. Amerika Serikat pada 1900.

Pada perang dunia kedua, sistem ini mulai diaplikasikan pada kendaraan lapis baja milik Amerika dan Inggris. Sedangkan untuk mobil, tercatat Chrysler sebagai pelopornya yang dipasangkan pada Chrysler Imperial yang disebut sebagai hydraguide.

Pada penggunaan di bidang otomotif, power steering mengalami perkembangan pesat. Hingga kini setidaknya terdapat tiga jenis pengenteng setir yang dikategorikan berdasarkan mekanisme penggeraknya.

1.  Hidraulis

Sesuai dengan sebutannya, sistem ini menggunakan fluida sebagai media penggeraknya. Sistem ini menjadi yang paling banyak dipergunakan secara luas dalam otomotif, mulai dari mobil kecil hingga truk besar.

Sistem ini menggunakan pompa yang digerakkan oleh mesin untuk mendorong fluida ke dalam sistem power steering.

Inovasi yang ada pada sistem hidraulis ini adalah penambahan speed sensitive steering yang awalnya digunakan oleh Citroen. 

Ketika mobil berjalan lambat, setir akan sangat ringan diputar, sementara di kecepatan tinggi setir akan menjadi lebih berat, karena tingkat sensitivitasnya berkurang.

Sistem power steering hidraulis ini unggul pada kekuatan, relatif mudah dirawat dan murah. Namun dianggap kurang efisien karena membebani kinerja mesin sehingga konsumsi bahan bakar meningkat.

Power steering hidraulis

 

2. Elektro-hidraulis

Sistem ini disering disebut sebagai sistem hybrid karena melibatkan fluida dan eletrik. Pada sistem ini, pompa power steering tidak lagi terhubung dengan mesin, namun diambil alih oleh pompa elekrik.

Ford menjadi produsen mobil pertama yang melakukan sistem ini dan menyematkannya apda Mercury Park Lane di tahun 1965.

Beberapa merek model dari Ford, Toyota, Subaru, VW, Audi, Peogeot, Citroen, Honda, Mazda dan beberapa merek lainnya diketahui menggunakan sistem ini.

Karena tidak membebani mesin, maka dikatakan bahwa sistem ini cukup membantu dalam efisiensi bahan bakar dan juga memiliki fitur speed sensitive steering.

Namun karena memiliki dua unsur penggerak, maka harus menjaga dua sistem sekaligus dalam kondisi sehat. Kerusakan pada salah satunya mempengaruhi kinerja sistem lainnya.

Electrik-Hidrolik Power Steering

 

3. Elektrik

Sistem power steering ini mengandalkan mekanisme elektris. Fungsi pompa, sepenuhnya digantikan oleh motor elekrik untuk membantu pergerakan setir.

Pada sistem ini, sensitivitas gerakan kemudi dapat diselaraskan dengan kecepatan secara langsung.

Sistem ini lebih efektif dibandingkan kedua sistem sebelumnya. Absennya pompa yang membebani mesin dan juga perangkat hidraulis cukup membantu dalam hal efisiensi bahan bakar dan juga lebih ringan dalam perawatan.

Sayangnya sistem ini relatif rentan akan air dan memiliki umur pakai rata-rata lima tahun atau 100.000 km. Harga yang harus ditebusnya pun relatif mahal dibandingkan versi hidraulis.

Suzuki merupakan produsen pertama yang menggunakan sistem kemudi ini, tepatnya pada Suzuki Cervo di tahun 1988.

Electric Power Steering 

 

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com