Melakukan upgrade agar performa lebih baik itu boleh saja, asal jangan terlalu jauh melampaui spesifikasi yang dibutuhkan.

Gejala overheat pada transmisi otomatik (power shift transmission) terutama saat kendaraan menghadapi kemacetan sering kali terjadi.

Solusi yang sering diambil untuk mendinginkan kondisi ini tentunya dengan menghadirkan perangkat oil cooler tambahan. Namun, masalahnya apakah hal ini cukup efektif ?

“Biasanya setiap mobil matik sudah dilengkapi dengan perangkat pendingin oli transmisi, namun oleh karena kondisi dan kebutuhan maka bisa saja perangkat tersebut diuprade dengan yang memiliki volume lebih besar supaya proses pendinginannya lebih optimal,” terang Edward Adinata dari Razer Workshop yang bermarkas di bilangan Permata Hijau, Jakarta Barat.

Namun bukan berarti kinerja oli yang terlalu dingin itu bagus dan optimal bagi kendaraan. “Transmisi otomatik memiliki kinerja yang optimal pada rentang temperature tertentu, jadi sebenarnya tidak baik juga jika bekerja pada suhu terlalu rendah. Begitu pula sebaliknya, tak akan optimal saat oli transmisi terlalu panas,” sambungnya.

“Fungsi utama oil cooler adalah menjaga supaya suhu cairan transmisi tetap berada di rentang titik kerja yang ideal,” dukung Shofwatuzzaki, Shell B2C Lubricant Technical Manager, PT Shell Indonesia.

“Tidak ada salahnya menambahkan unit transmission oil cooler pada unit girboks, sejauh tidak lantas membuat temperatur oli turun drastis. Jadi sifatnya lebih ke arah menjaga rentang suhu ideal oli transmisi tersebut,” tambah Zaki.

Dalam kondisi standar, menggunakan oil cooler yang lebih baik dan besar dari pada bawaan kendaraan sih sah-sah saja. Namun, tak lantas melakukan up-grade dengan mengganti unit oil cooler hi-performance dengan spesifikasi yang terlalu tinggi dari yang dibutuhkan oleh mobil alias sesuai dengan kebutuhan serta kondisi mobil.