Perangkat ini membuat traksi instan dengan melakukan pengereman pada roda yang kehilangan traksi.

Traction Control

 
Traction Control

Perangkat ini membuat traksi instan dengan melakukan pengereman pada roda yang kehilangan traksi.

Salah satu fitur yang semakin menjadi standar kelengkapan mobil modern adalah traction control (TC) atau kontrol traksi.

Perangkat ini mampu menjaga cengkeraman dan mencegah selip pada roda mobil pada permukaan jalanan, terlebih pada saat berakselerasi.

Kunci utama dari sistem ini ada pada perangkat rem. Cara kerjanya berlawanan dengan Anti-lock Braking System (ABS) yang mencegah roda berhenti, sementara TC justru berupaya untuk menghambat putaran pada roda yang kehilangan traksi.

Perangkat ini bekerja secara elektronis dan biasanya dikontrol lewat modul ABS.

Apabila terdeteksi adanya putaran roda yang berlebih, maka akan ada sensor yang memberikan sinyal pada komputer mobil untuk menghambat putaran roda tersebut lewat rem.

Sebagai contoh, mobil tengah berjalan di atas jalanan licin berlumpur atau bersalju. Jika sebuah kendaraan tanpa traction control, maka saat salah satu roda kehilangan traksinya prinsip differential pada roda pun berlaku. Bagian yang kehilangan traksi akan terus berputar sedangkan bagian lainnya tidak bergerak.

Sedangkan pada kendaraan yang menggunakan fitur traction control, ban yang kehilangan cengkraman akan otomatis melakukan pengereman. Sesuai dengan prinsip diferensial, bagian yang ditahan tersebut akan menyalurkan tenaga mesin ke bagian yang semula tidak bergerak.

Dengan demikian, maka kendaraan selalu mendapatkan traksi sesuai yang dibutuhkan sehingga bisa melaju dengan baik.

Konsep kerja traction control diperkenalkan pertama kali oleh General Motors kepada salah satu divisinya, yakni Buick di tahun 1971.

Buick menyebutnya sebagai MaxTrac. Saat itu, fitur ini dipergunakan pada model sedan full-size seperti Riviera, Estate Wagon, Electra, Centurion dan Le Sabre.

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com