Car Review secara eksklusif menggali lebih dalam sosok yang berada di balik penyelenggaraan GIIAS. Ia adalah Andy Wismarsyah.

Exclusive Interview : Andy Wismasryah, President Director Sevent Events, GIIAS 2016 Organizer

 
Exclusive Interview : Andy Wismasryah, President Director Sevent Events, GIIAS 2016 Organizer

Car Review secara eksklusif menggali lebih dalam sosok yang berada di balik penyelenggaraan GIIAS. Ia adalah Andy Wismarsyah.

Bagi saya, mewawancarai pejabat negara yang bertanggung jawab atas ratusan juta rakyat mungkin bukan merupakan hal aneh. Dari bibirnya, keputusan akan nasib bisa terlontar, namun kesan protokoler yang ketat sulit dihilangkan. Hal mengasyikkan justru terjadi ketika mewawancarai seorang pria yang mungkin tanggung jawabnya tak sebesar pejabat negara, namun pengaruhnya terhadap industri otomotif tanah air, tak bisa dilupakan.

Andy Wismarsyah, pria kelahiran Bandung, 38 tahun lalu ini bertanggung jawab atas perhelatan pameran otomotif internasional yang menghasilkan transaksi lebih dari Rp 6,3 trilliun yang terjadi di GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015. Lebih dari 450.000 pengunjung menyanjung hajat otomotif terakbar tahun itu. Banyak pula yang pulang dengan membawa SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) sambil berangan-angan membawa mobil barunya liburan pertama kali.

Tak sekadar pameran mobil baru, di GIIAS ada atraksi tak kalah menarik

Lima belas tahun pengalamannya, bagi saya yang kerap mewawancarai narasumber dengan pengalaman puluhan tahun, mungkin masih terbilang singkat. Namun raihannya dengan menapaki karir hingga menoreh nama event gelarannya-GIIAS-sebagai pameran yang masuk di agenda pameran otomotif OICA bukanlah hal mudah. Ia membangunnya dari dasar.

Andy Wismarsyah. Ingin Indonesia jadi bagian pameran otomotif dunia

“Saya pertama kali bergabung di Event Organizer dari level bawah, tahun 2000 sebagai Account Excecutive ketika pertama kali lulus kuliah,” tutur Andy. Sebagai mahasiswa yang kala itu baru lulus dari Teknik Industri Universitas Trisakti, seru-seruan kala bekerja merupakan angan kecilnya. Tak dinyana, belasan tahun kemudian, mimpinya menggelar perhelatan otomotif kaliber internasional, terwujud.

Langkah demi langkah ia tapaki demi mewujudkan itu. Dari level bawah, melangkah ke Asisten Manager, General Manager, Direktur Operasional, Direktur, hingga level Presiden Direktur yang kini disandangnya.

Denah booth dan lokasi lainnya cukup jelas terpampang bagi pengunjung

Ketika umur 25 tahun, Andy muda yang kala itu sudah memegang penuh otoritas pameran otomotif, membaca permasalahan yang muncul kala pameran digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan. “Kondisi ruang yang sangat terbatas membuat kami harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah blocking view, kala itu setiap peserta sulit sekali dikoordinir sehingga tak jarang terjadi salah paham antarpeserta pameran. Suara yang saling sahut menyahut antar-booth terkesan sangat berisik. Hal inipun sempat membuat anggota OICA (organisasi internasional pembuat kendaraan bermotor, red) yang datang sedikit risih,” Jelas Andy.

Bermodalkan permasalahan yang ada dan ilmu yang ia dapat di bangku kuliah lanjutan di Jerman, ia menerapkan peraturan baru. Dengan manual book sangat tebal-jauh lebih tebal dibanding manual book yang ada sebelumnya-timnya berhasil meregulasi booth para peserta. Pameran otomotif terbesar di Indonesia pun berubah menjadi lebih tertib dan lebih nyaman bagi pengunjung.

Booth APM pun menampilkan sisi atraktif tersendiri

Status pameran otomotif terbesar di Indonesia tak lantas membuatnya puas. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan pameran otomotif dunia, berusaha ia sahkan. Pertanyaan sayapun berlanjut ke, “Bagaimana cara mencatatkan Indonesia sebagai bagian dari pameran otomotif dunia?”

Dengan semangat Andy menjelaskan prosesnya. Kejar-kejaran dengan para anggota OICA dari rapat ke rapat demi menggelar presentasi ia jabani. “Waktu itu akhirnya berhasil ketemu di Melbourne, Australia, kami presentasi di depan seluruh negara peserta OICA, Jepang (Japan Automotive Manufacture Association) saat itu yang banyak membantu kami,” paparnya. Akhirnya, pameran otomotif yang digelar GAIKINDO dengan menunjuk Andy dan timnya pun tercatat di kalender pameran otomotif OICA 2006.

Dalam wawancaranya, tak sedikitpun Andy menyiratkan rasa puas akan pameran yang sudah ia gelar. Misalnya ketika menyebut berhasil menggandeng OICA di 2006, ia mencatat banyak keluhan dari para tamu, bahkan dari OICA. Ruang pameran yang berisik, dan ketidaknyamanan pengunjung membuatnya harus mengambil keputusan berat dengan memindahkan pameran ke lokasi yang kala itu terpencil untuk sebuah pameran otomotif, JIEXPO Kemayoran di 2009.

Skala pameran yang dipimpinnya pun tereskalasi, bahkan Kemayoran yang sebelujmnya hanya terkenal dengan hajatan Pekan Raya Jakarta, turut terkenal akan event eksibisi otomotifnya. Pada 2014, total 80.000 m2 lahan indoor dan outdoor yang digunakan, tak mampu mengiringi besarnya pameran yang digadang Andy. Hingga tibalah titik di mana JIEXPO tak mampu lagi mengakomodasi antusiasme para peserta juga memuaskan pengunjung.

Akan Membawa lebih banyak world premiere di GIIAS 

-- Andy Wismarsyah

Riset demi riset dikaji. Ternyata pengunjung pameran otomotif di JIEXPO kala itu mayoritas berasal dari Jakarta Selatan, Depok, dan Jakarta Barat. Luas lahan bagi para peserta pun terbaca sudah tak mampu lagi menampung banyaknya model mobil yang dipamerkan. Maklum, pameran yang digelar Andy dan timnya, tak hanya memajang mobil baru, namun mobil konsep pun berjejer mengambil tempat.

Tepat pula, pada 2014 sebuah komplek pameran baru Indonesia Convention Exhibition (ICE) didirikan oleh Sinarmas Land. Bertempat di Bumi Serpong Damai (BSD City), Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasinya yang berada di selatan Jakarta dan mudah diakses lewat berbagai jalur menjadi alasan utama untuk memudahkan pengunjung.

Sebanyak 34 merek peserta pameran, menyatakan puas atas terselenggaranya GIIAS 2015 selama 11 hari di ICE, BSD

Belum lagi minat para peserta pameran (Agen Pemegang Merek) bisa terakomodasi lewat total lahan yang mencapai 100.000 m2. Tangan dingin Mas Andy- begitu kami menyebutnya karena sikapnya yang sangat ramah ketika memimpin maupun saat kami rekonstruksi pengalamannya lewat wawancara-berhasil membuat pameran GAIKINDO sukses digelar dengan nama baru, GIIAS pada 2015.

Di atas lahan baru tersebut, dengan visual gedung yang menawan, dan ruang yang lapang, 91.577 m2 digunakan sebagai medium pameran. Sebanyak 34 merek menunjukkan kepuasan terhadap 11 hari pelaksanaan pameran. Bahkan pengunjung pun tak harus berjuang berjam-jam mencari parkir layaknya di Kemayoran seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tiba di titik itu, pertanyaan berikutnya muncul, apa angan Anda dan tim berikutnya? Andy menyebutnya dengan mudah, “Membawa lebih banyak world premiere di GIIAS.”

 
Related
Don't miss this stories
Updates
Popular

    otodriver.com