Isuzu bersikap realistis, tetap menggunakan mesin lawas di Indonesia, walau punya mesin canggih yang lebih irit dan bertenaga, yang disebut Blue Power. Kualitas bahan bakar rendah menjadi alasannya.

Isuzu : Mutu Bahan Bakar Rendah, Lebih Realistis Belum Menggunakan Diesel Blue Power

 
Isuzu : Mutu Bahan Bakar Rendah, Lebih Realistis Belum Menggunakan Diesel Blue Power

Isuzu bersikap realistis, tetap menggunakan mesin lawas di Indonesia, walau punya mesin canggih yang lebih irit dan bertenaga, yang disebut Blue Power. Kualitas bahan bakar rendah menjadi alasannya.

Sudah jadi rahasia umum, jika kondisi dan kualitas bahan bakar di Indonesia jauh ketinggalan dibandingkan negara di Asia Tenggara pada umumnya.

Sementara di luar sana, perkembangan teknologi mesin diesel khususnya mengalami perkembangan yang cukup pesat. Namun tentunya peningkatan teknologi mesin diesel ini harus seiring dengan ketersediaan bahan bakar solar yang lebih bekualitas. 

Hal inilah yang menjadi pertimbangan Isuzu untuk menunda penggunaan mesin baru, diesel common-rail turbo injection 1.900 cc Blue Power di Indonesia. Padahal, ketika diperkenalkan di Thailand tahun lalu, sambutannya sangat meriah, terhadap mesin yang lebih bertenaga namun hemat bahan bakar ini.

Di Negeri Gajah Putih, mesin baru itu mengisi ruang mesin D-Max dan juga MU-X. Namun, untuk di sini tampaknya mesin tersebut tidak sesuai, karena bahan bakar di Indonesia masih menggunakan standar Euro 2. Sedangkan bahan bakar yang dirujukan untuk penggunaan mesin Blue Power tersebut adalah Euro 4.

Mesin RZ4E-TC 1.900 cc

 

Hal inilah yang menjadikan mesin ini belum juga mendarat di Indonesia. Seperti dilansir oleh Kompas (10/11), Keiji Takeda selaku President Director Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) berujar bahwa infrastruktur di Indonesia belum sepenuhnya siap menyambut mesin baru kami berteknologi Euro 4, sehingga sejauh ini pihaknya memilih untuk tetap menggunakan mesin lawas berkapasitas 2.500 cc.

IAMI merasa pemerintah harus segera memberikan standar emisi Euro 4, karena bisa membuat lebih banyak lagi varian yang bisa dipasarkan di Indonesia.

"Kami harapkan pemerintah segera penetapan Euro 4 sebagai standar emisi di Indonesia,” ujar Ernando Demily selaku Vice President Director IAMI.

“Dengan demikian, jenis mobil yang masuk ke Indonesia juga lebih variatif, karena saya yakin kebanyakan produsen mobil di dunia mayoritas telah menggunakan Euro 4 sebagai standar emisi,” tutupnya.

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com