Tata Motors Distribusi Indonesia meluncurkan Xenon XT dengan mesin 2.200 cc. Meski begitu, tenaga dan torsinya mampu melibas rival-rivalnya yang bermesin 2.500 cc. Apalagi keunggulan lainnya?

Tata Xenon XT : D-Cab Harga Rp 300 Jutaan Dengan Tenaga Lebih Besar Ketimbang Hilux dan Triton

 
Tata Xenon XT : D-Cab Harga Rp 300 Jutaan Dengan Tenaga Lebih Besar Ketimbang Hilux dan Triton

Tata Motors Distribusi Indonesia meluncurkan Xenon XT dengan mesin 2.200 cc. Meski begitu, tenaga dan torsinya mampu melibas rival-rivalnya yang bermesin 2.500 cc. Apalagi keunggulan lainnya?

Perjuangan Tata Xenon XT melakukan penetrasi ke pasar dobel kabin di Indonesia bukanlah suatu hal yang mudah. Bersaing dengan merek-merek yang lebih terkenal, tentu menjadi ‘PR’  besar TATA untuk dapat membuat Xenon diminati para konsumen D-Cab.

Dengan banderol Rp 320 juta (On The Road Jakarta), Xenon dianugerahi spesifikasi yang cukup mumpuni untuk dijadikan kuda kerja andalan para pengusaha tambang, batu bara, dll. 

Jika dibandingkan dengan mobil lain yang dibanderol kisaran Rp 300 jutaan, maka Xenon dapat disandingkan dengan para rival seperti Triton HDX MT 4x4 , Isuzu D-Max dan Toyota Hilux E M/T.

Menggunakan mesin 2.2 Dicor, Xenon menjadi penantang dengan mesin yang paling kecil kapasitasnya di antara rivalnya yang menggunakan mesin bervolume 2.500 cc.

Mesin yang dikembangkan Tata ini dilengkapi dengan teknologi common-rail dan dilengkapi dengan turbo geometri dengan muntahan daya 148 dk/4000 rpm.  

Xenon mampu mengumpulkan tenaga kuda lebih besar dari D-Max yang memiliki catatan 107,4 dk/3.400 rpm atau Triton HDX di angka 108,4/4000 rpm.

Perlawanan besar hanya diberikan oleh Hilux, itu pun masih harus rela nongkrong sebagai runner up dengan besaran daya 142 dk/3.600 rpm.

Keungggulan mesin Dicor kembali dibuktikan dengan perolehan torsinya. Mesin 4 silinder turbo diesel ini sanggup menyodorkan angka 320 Nm/1500-3000 rpm.

Bahkan pada putaran mesin 1.000 rpm, mesin berkapasitas 2.000 cc ini sudah bisa mengail torsi hingga 223 Nm. Angka ini hanya bisa dikalahkan oleh Hilux dengan 343Nm/1.600-2800 rpm.

Kapasitas paling kecil dengan output terbesar

Di pasar D-Cab Indonesia, sayangnya Xenon XT hanya dibekali dengan girboks manual 5-percepatan.

Saat Carreview.id melakukan test pada Kamis, (16/3) di kawasan Mega Mendung, Puncak, mobil ini terasa memiliki crawling ratio yang cukup mengesankan.  

Dengan kemampuan ‘merayap’ inilah Xenon lebih mudah dikendarai tanpa harus banyak menguras performa mesin.

Hal ini juga akan berpengaruh pada pemakaian bahan bakar dan durability mobil itu sendiri.

Sementara itu di antara kompetitornya, Xenon XT menjadi satu-satunya D-Cab yang menggunakan suspensi torsion bar.

Suspensi ini menjadi nilai plus sekaligus ada minusnya juga. Karakter suspensi torsion bar yang lembut mampu menyuguhkan kenyamanan berkendara di jalanan walau gejala mengayun tak bisa dihindarkan.

Selain itu, suspensi ini terasa terlalu empuk saat diajak menjajal medan off-road.

Meski demikian, dari sisi maintenance, torsion bar unggul lataran nyaris bebas perawatan.

Dari kualitas material terutama pada bagian kabin, Xenon harus mengakui keunggulan rival Jepangnya. Material yang kami temukan pada kabin dan dasbor belumlah sebagus pesaingnya.

Walau terasa subyektif, namun menurut kami desain Xenon masih terlalu kaku dan terkesan kuno. Penampilannya terlihat sedikit aneh dengan wheelbase paling panjang di angka 3.150 mm namun memiliki overhang paling kecil di kelasnya.

Kualitas interior menjadi point yang harus ditingkatkan. Uniknya stir Xenon sudah dilapisi kulit
Wheelbase paling panjang namun overhang paling kecil

Namun demikian harus diakui. Dengan harga paling murah dibandingkan dengan para rivalnya, Xenon cukup layak dijadikan pertimbangan.

Berikut perbandingan Tata Xenon XT dibandingkan kompetitor.

Tata Xenon XT              : Rp 320 jutaan

Isuzu D-Max                  : Rp 358 jutaan

Mitsubishi HDX             : Rp 359 jutaan

Toyota Hilux Type E      : Rp 389 jutaan 

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com