Pada GIIAS 2017 kali ini, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, memisahkan booth segmen kendaraan niaga ringan dan kendaraan niaga kelas di atasnya. Serta menampilkan teknologi diesel terbaru mereka.
Honda Thailand dan India menawarkan varian diesel untuk model CR-V terbaru yang mereka pasarkan. Lantas bagaimana dimensi dan performa mesinnya dibandingkan CR-V yang ada di Indonesia?
Regulasi emisi semakin ketat membuat makin anjoknya penjualan mobil diesel di Eropa. Padahal sebelumnya Benua Biru itu salah satu pasar terbesar mobil bermesin diesel dunia.
Mesin V4 dinilai lebih ringkas dari inline 4. Namun, mesin tersebut ternyata dinilai lebih rumit karena banyak part yang digunakan.
Meski di Indonesia tak ada versi bermesin diesel, namun di India maupun Eropa, Suzuki Ignis memiliki dua pilihan sumber daya. Berikut beberapa perbedaan dan konsumsi BBM pada kedua varian.
Kandungan Nitro Oksida (NOx) dan partikel debu membuat nasib mesin ini di ujung tanduk. Pabtikan di Eropa lantas mencari alternatif pengganti sumber tenaga peminum solar ini.
Opsi mesin 1.200 cc yang akan dihadirkan pada Agya baru mampu menambah performa mesin hingga 20% lebih besar dari versi 1.000 cc. Apalagi keunggulan lainnya?
Turbo merupakan salah satu solusi industri otomotif Indonesia di masa akan datang akan menjadikan industri ini lebih kompetitif dan juga menyodorkan kualitas hidup yang lebih baik.
Nantinya mesin diesel akan kesulitan memenuhi ambang batas emisi. Untuk benua Eropa, kiprahnya diprediksi akan punah di tahun 2020. Berikut penjelasan dari petinggi Volvo.
Honda Indonesia belum menunjukkan minat pada mesin peminum solar, Honda CR-V diesel bakal diperkenalkan di Thailand pada Bangkok Motor Show 2017, apa saja keunggulan mesin baru ini?