VERSUS : Datsun Go+ vs Datsun Go Panca, Ubahan Minimal Hasil Maksimal
Dengan sedikit ubahan di sektor roda, Datsun Go+ dan Datsun Go Panca bisa tampil jauh lebih atraktif dan menarik.
Dua tahun silam, pemerintah mengeluarkan program LCGC (Low Cost Green Car), yaitu tentang pengembangan produksi kendaraan bermotor roda empat rakitan lokal yang mampu mencapai kehematan bahan bakar hingga 20 km/liter dengan emisi karbon rendah. Kapasitas mesin pun dibatasi hanya 980 cc hingga 1.200 cc dengan maksud agar nilai pajak kendaraan bermotor terjangkau dengan harga jual yang murah.
Untuk mendukung gerakan mobil murah ramah lingkungan dengan tingkat kehematan bahan bakar tinggi, Datsun Indonesia ikut ambil bagian dengan meluncurkan Datsun Go Panca dan Datsun Go+ yang lebih panjang.
Bagi yang membutuhkan akomodasi lebih, Datsun Go+ hadir dengan konfigurasi jok tiga baris mampu mengangkut hingga tujuh orang penumpang serta ruang barang pada bagasi yang cukup. Sementara bagi anggota keluarga dengan jumlah kecil, pabrikan yang cukup lama vakum di tanah air ini mengandalkan Datsun Go Panca yang lebih kompak dengan kapasitas lima penumpang. Cukup siginifikan perbedaan antara keduanya, meski wheelbase Datsun Go+ dan Datsun Go Panca sama, 2.450 mm.
Sayangnya pada baris pertama, kedua citycar ini mengusung tipe jok 2-1 atau jok sambung. Memang terasa lebih lega bagi penumpang dan pengemudi di depan, tapi sedikit mengganggu pengemudi karena setiap mengoperasikan tuas persneling sikut kerap bersentuhan dengan sandaran.
Bangku baris kedua pun masih memberikan ruang bagi kepala dan kaki baik pada Datsun Go+ maupun Go Panca. Meski jok tengah ditujukan untuk tiga orang, namun pada kenyataannya saat dimuat oleh dua orang dewasa berpostur normal, hanya menyisakan ruang sedikit.
Sementara bangku baris ketiga yang hanya dimiliki oleh Datsun Go+, hanya ideal untuk diisi oleh anak kecil atau maksimal orang dewasa dengan tinggi 160 cm karena terbatasnya ruang kaki dan ruang kepala.
Walau sudah tampil sporty dengan desain gril trapezodial dan rongga udara besar di bumper depan, namun banyak yang menilai tampilan kedua mobil ini tampak kurang sesuai. Karena mengusung konsep citycar dan demi mengejar kehematan konsumsi bahan bakar, pabrikan yang telah lama vakum di tanah air ini hanya mengaplikasikan pelek besi berdiameter 13 inci plus dop dengan ban berprofil 155/70R13. Apalagi pada varian T-Style dan T-Active yang masih diberikan peranti aerodinamika tambahan, jika dilihat dari berbagai sisi tampak ‘kedodoran’.
Agar mampu tampil lebih atraktif, carreview.id coba lakukan sedikit ubahan dengan menggandeng salah satu gerai pelek ternama di Jakarta, guna memberikan masukan tentang lingkar roda seperti apa yang cocok untuk di ‘jebloskan’ pada ruang sepatbor kedua mobil perkotaan ini untuk pemakaian harian. “Datsun Go+ dan Datsun Go Panca kebetulan memiliki ruang fender yang lapang, memasukan pelek besar pun bukan perkara sulit,” ujar Eric Tanzil, punggawa Permaisuri Ban.
Namun tidak sembarang pelek bisa diaplikasikan, jika diameter pelek terlalu besar tentu akan membuat total lingkar roda bertambah banyak. Demikian dengan penggunaan pelek replika yang memiliki bobot lebih berat. Kedua hal tersebut tentu akan berefek pada jarak tempuh konsumsi bahan bakar perliternya menjadi lebih sedikit.
Pria yang sehari-hari aktif di gerai Jl. Mahakam Jakarta Selatan ini pun menambahkan, karena mobil ini dicanangkan sebagai kendaraan hemat bahan bakar, maka pelek berdiameter 17 inci dengan bobot yang ringan direkomendasikan sebagai pelek pengganti. Tentunya saran ini dikemukakan agar tenaga mesin juga tidak akan terbuang sia-sia.
Beberapa pilihan pelek OZ hasil fabrikasi di Italia sengaja kami fitting di ruang sepatbor Datsun Go dengan ban terpasang agar mampu mengimpresikan perbedaan rasa berkendaranya. Selain itu ragam pilihan model pelek ini juga untuk mengakomodir selera atau gaya modifikasi dari masing-masing pembaca.
Walau keduanya berselisih panjang sekitar 210 mm, namun kenyataanya dari segi bobot Datsun Go Panca lebih ringan 9 kg dari Datsun Go+. Hal ini tidak terlalu berpengaruh banyak pada konsumsi bahan bakar dari mesin 3-silinder HR12DE berkapasitas 1.198 cc bertenaga 67 dk dan torsi 104 Nm. Fitur Throttle by Wire dan Elektrik Power Steering yang ada, justru makin meringankan kinerja putaran mesin sehingga tidak mengganggu sektor performa.
Di penggunaan dalam kota, Datsun Go+ berhasil mencatat 14,8 km/liter. Di ruas jalan tol dengan kecepatan konstan 90 km/jam, konsumsi pada layar MID (Multi Information Display) tertera 17,7 km/liter. Sementara Datsun Go Panca mengkonsumsi seliter bahan bakar oktan 92 untuk 13,8 km di dalam kota dan 20 km untuk penggunaan di jalan bebas hambatan pada malam hari.
Sebagai kendaraan dengan harga jual terjangkau, wajar saja beberapa fitur penunjang berkendara absen di kedua mobil ini. Meski begitu Datsun masih menghadirkan sebuah Airbag pada kemudi sebagai fitur keamanan standar, selain sabuk pengaman tiga titik di dua baris bangku.
Dalam kondisi standar, akurasi pengendalian Datsun Go Panca dirasa lebih baik karena dimensinya yang pendek. Lantas tidak berarti Datsun Go+ menjadi buruk, hanya perlu sedikit adaptasi agar pengemudi bisa merasakan pergerakan bodi sepanjang 3.995 mm tersebut agar bisa lincah memainkan roda kemudi. Namun saat menggunakan ban berprofil tipis dan lebih lebar, handling pun seketika berubah menjadi lebih presisi walau ayunan suspensi bawaan terasa agak mengayun atau limbung.
Kesimpulan
Datsun Go+ dan Datsun Go Panca selayaknya dapat diperhitungkan sebagai salah satu pilihan moda transportasi dalam kota. Harga yang terjangkau dan tingkat kehematan konsumsi bahan bakar yang diberikan jelas sangat menyenangkan bagi kantung Anda. Apalagi bagi warga pinggiran kota yang sering beraktivitas membelah kemacetan kota Jakarta.
Soal penampilan, Datsun Go dengan ‘tongkrongan’ yang sudah sporty hanya perlu sedikit sentuhan agar tampilannya berbeda jauh dengan kondisi standardnya. Tak salah jika citycar ini memang ditujukan bagi kaum muda atau konsumen yang baru saja berkeluarga.
Datsun Indonesia pun juga memberikan pilihan lengkap dari sisi akomodasi dan kepraktisan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konsumen.
Harga Pelek dan Ban :
- OZ Racing Leggenda 17 x 7 ET42 Rp 20 juta
- OZ Racing Wave 17 x 7 ET42 Rp 19,5 juta
- OZ Racing Alleggerita HLT 17 x 7 ET 44 Rp 21 juta
- OZ Racing Formula HLT 17 x 7 ET42 Rp 20 juta
- OZ Racing Superturismo WRC 17 x 7 ET44 Rp 21 juta
- OZ Racing Adrenalina 17x7 ET42 Rp 19,5 juta
- Landsail LS 988 205/45 R17 @ Rp 700 ribu
Permaisuri :
Jl. Mahakam 1 No.5 Kebayoran Jakarta Selatan 0217211239
Giant BSD Jl. Kapt S Djojohadikusumo BSD 02129003051