Kia tahu betul, untuk bermain di segmen Medium SUV, ada banyak trik yang bisa dilakukan. Mereka pun mencoba semuanya. Dengan dua jenis mesin yang ditawarkan Kia Sportage.

Versus : Kia Sportage Platinum Bensin vs Kia Sportage Diesel

 
Versus : Kia Sportage Platinum Bensin vs Kia Sportage Diesel

Kia tahu betul, untuk bermain di segmen Medium SUV, ada banyak trik yang bisa dilakukan. Mereka pun mencoba semuanya. Dengan dua jenis mesin yang ditawarkan Kia Sportage.

The Style

Sekilas hanya pelek yang membedakan dengan versi diesel

Dua mobil ini sama. Tak ada yang menggugat fakta itu, ini adalah satu basis, satu rangka, satu bodi, yang sama. Tapi dengan karakter pengendaraan yang berbeda. Jika diibaratkan, hadirnya varian Sportage Diesel merupakan Alter Ego dari Sportage bermesin bensin.

Sebagai karakter utama pada komparasi ini adalah Sportage Platinum bensin. Sudah diluncurkan ke publik beberapa tahun lalu dan mengalami ubahan minor pada pertengahan tahun lalu. Tampilannya lebih menarik dibanding sebelumnya dengan sedikit sentuhan pada desain lampu utama dan foglamp, lampu-lampu, dengan tetap mempertahankan rancangan gril bergaya hidung macan-khas Kia-bermotif jaring yang mewah.

Sportage diesel dengan nuansa hitam dan jok berbalut bahan fabric

Kaki-kakinya secara pantas dibungkus oleh pelek 18 inci tampil proporsional dengan dimensi bodinya lewat pelek berpalang rapat terbalut ban 235/55R18. Dari bagian ini saja sudah terlihat perbedaannya dengan ‘Another Me’ pada varian pelahap solar.

Roda Sportage Diesel dibungkus roda yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan sang bensin. Lingkar pelek 17 inci berpalang lima dibalut ban profil 225/60R17, justru membuatnya terlihat salah memilih sepatu.

Uniknya, di eksterior kedua varian Sportage, terdapat lampu LED di dalam susunan lampu utama. Bedanya adalah pada fungsinya. Untuk varian bensin, LED berfungsi sebagai Daytime Running Light (DRL). Sedangkan pada ‘sang sisi lain’ lampu hemat energi itu baru aktif ketika lampu utama dinyalakan. Fungsinya pun sebagai lampu kecil atau positioning lamp. Setelah kami tilik juga, kedua lampu dioda ini memiliki konstruksi susunan berbeda. Pada varian diesel, LED telihat sebagai garis dinamis, lebih keren dibanding Sportage bensin yang LEDnya terlihat sebagai titik-titik dioda.

Bagian interior juga ‘satu’ mobil ini memiliki peruntukannya masing-masing. Sang bensin tampil sebagai ‘penyayang’ yang menaburkan banyak fitur. Sedangkan sang diesel hadir sebagai si ‘sederhana.’ Dalam varian Platinum, penggendong mesin bensin membawa sunroof, headunit dengan monitor touch screen konektivitas lengkap, AC digital climate control, cruise control, Electronic Stability Program, hingga Hill Descent Control.

Sportage Diesel hingga saat ini masih dijual terbatas dengan jumlah fitur yang juga dibatasi untuk membuat harganya lebih kompetitif. PT Kia Mobil Indonesia mengakui masih mempelajari komposisi fitur yang dihadirkan demi menghadirkan mobil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Alhasil pada varian yang saat ini dijual, fitur-fitur yang disebutkan di atas (Platinum), tak ada yang disematkan pada Sportage Diesel.

 

The Performance

Torsi kuat, dengan konsumsi bahan bakar yang irit jadi keunggulan Sportage Diesel

Ketika berbicara performa, maka frasa Alter Ego pada Kia Sportage sungguh tepat dianalogikan dengan karakter Dr. Jekyll and Mr. Hyde. Sportage Platinum adalah sang dokter yang tenang dan kalem. Sementara Diesel layaknya Mr. Hyde yang telah meminum cairan pengubah jati diri hingga tenaganya membuas. Dalam hal ini, cairan itu adalah bahan bakar diesel.

Pada Sportage bermesin Nu 2.0 D-CVVT, untuk menjaga performanya bukan perkara mudah. Kapasitas mesin 1.998 cc yang termasuk besar sebagai pengolah bensin membuatnya tak ahli menjaga efisiensi. Jalur dalam kota dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam, membuat level konsumsinya hanya 10,3 km/liter.

Ketika diajak melenggang di tol pun, konsumsinya tak begitu baik sebagai mobil yang berbobot tak sampai 1,5 ton. Satu liter bensin yang diolah hanya mampu membawanya sejauh 13,5 km. Hasil ini seolah berbanding terbalik dengan Sportage bermesin R 2.0 L CRDI berturbo variabel geometri.

Di dalam kota, bukan perkara sulit mencatat 12,3 km/liter. Aliran tenaga yang lebih padat membuatnya mudah mendapat momentum gerak tanpa perlu membuat putaran mesin berkitir tinggi. Bahkan di jalan tol, efisiensinya mencapai 18,1 km/liter. Itupun dengan kecepatan rata-rata hampir 100 km/jam. Bagaimana tidak efisien, sang diesel hanya perlu dijaga di level 1.700 rpm, dan konsumsi bahan bakar bisa dihemat.

Versi lebih cerah ada di interior Sportage Platinum

Perihal akselerasi, tentu mudah ditebak. Kapasitas mesin diesel 1.999 cc dengan turbo variabel dan injeksi langsung ke ruang bakar, adalah resep utama meraih angka 9,3 detik untuk membuatnya mencapai 100 km/jam dari kondisi diam. Apalagi tenaga yang dihasilkan memang lebih besar, mencapai 177 dk dengan torsi hingga 382 Nm. Berbeda dengan Sportage bensin yang hanya mencatat akselerasi di angka 11,3 bermodalkan torsi hanya 196 Nm.

Kesimpulan

Sportage Diesel dan Platinum bensin memang bukan pesaing mutlak yang sepadan. Keduanya merupakan satu spesies yang sama dengan karakter berbeda. Dalam kemasan harga yang berbeda pula, Rp 453,5 (Platinum bensin) dan Rp 425 (Diesel) tentu KMI seolah berusaha meluaskan jangkauan produk yang mereka lansir. Agar bisa menjangkau pasar penggemar SUV bertabur fitur, atau pengharap performa yang berorientasi pada sisi ekonomis. 

 
 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com