Magnesium alloy menjadi pembuka hadirnya pelek berbahan paduan (alloy). Namun Aluminum alloy lebih berkembang karena kemajuan teknologi teknik pengecoran.

Pengertian dari pelek alloy adalah pelek yang terbuat dari bahan paduan antara aluminium ataupun magnesium. Keunggulan dari logam paduan ini tak lain berada dari sisi bobot yang lebih ringan dan bahkan lebih kuat dari pelek dengan bahan besi.

Dibandingkan dengan pelek aluminium alloy, pelek berbahan magnesium alloy lebih dulu diperkenalkan sebagai bagian dari komponen otomotif. Sayang sekali jenis pelek magnesium alloy atau biasa disebut sebagai mag alloy ini memiliki banyak kekurangan. Umur pakai yang pendek, perapuhan material dan lebih rentan retak karena sifat materialnya yang lebih getas.

Maka kemudian material magnesium ini pun perlahan ditinggalkan oleh produsen pada tahun 60-an. Walau demikian beberapa pabrikan pelek tetap berusaha membuat dengan menggunakan formulasi baru.

Namun tetap saja popularitasnya turun tajam dan biaya pembuatannya pun cenderung membengkak sehingga produk ini dinilai tidak ekonomis.

Berbeda dengan aluminium alloy. Pada mulanya, pelek berbahan campuran ini kurang mendapatkan sambutan dikarenakan material ini tidak memberikan kekuatan yang cukup baik. Namun seiring dengan perkembangan tehnik peleburan logam, kualitas aluminium sebagai pelek pun berlahan naik dan berhasil mengungguli kekuataan pelek magnesium, bahkan hampir setara besi.

Bahkan jenis pelek aluminium alloy yang dibuat dengan material aluminium forging mampu memiliki kekuatan lebih dari 5 kali lipat kekuatan yang dimiliki oleh pelek berbahan besi.

Keunggulan lain dari bahan alloy adalah keindahan bentuk peleknya. Umumnya pelek alloy dibuat dengan cara dicor sehingga mendapatkan bentuk pelek yang cukup beraneka ragam dan lebih menarik penampilan.