Ibarat peran dalam sebuah film, sebelumnya mobil listrik merupakan cameo yang kemudian beralih menjadi peran utama.

Bahan bakar fosil merupakan komoditas yang merubah wajah peradaban dunia, di mana industri otomotif menjadi bagian penting dalam rantai perubahan tersebut. Asian Development Bank (ADB) bahkan menyebutkan dunia otomotif menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar.

Ironisnya bukan polusi yang pertama-tama memaksa dunia untuk melakukan inovasi untuk menemukan sumber bahan bakar lainnya. Tiga dasa warsa setelah terjadinya booming kendaraan berbahan bakar fosil, persoalan nyata pun muncul.

Dunia dihadapkan pada krisis minyak pada tahun 1973 di mana negara-negara Arab melakukan embargo sehubungan perang Arab-Israel yang dikenal sebagai perang Yom Kippur. Harga minyak pun melambung hingga 400%. Krisis selanjutnya terjadi pada 1979 yang memaksa terjadi kenaikan sebesar 100%.

Berbagai upaya dilakukan untuk menyikapi hal tersebut. Pabrikan mobil, khususnya Amerika memangkas volume mesin mereka dan melakukan diet pada sisi dimensi untuk produk-produknya.

Secara global pabrikan mobil mulai melakukan pengembangan untuk pengembangan mobil dengan bahan bakar alternatif dan mobil listrik. Salah satu perihal yang kemudian turut diusung adalah isu lingkungan hidup dengan tuntutan mobil beremisi rendah dan ramah lingkungan.

Fokus mengerucut pada mobil listrik dengan beberapa prototipe yang hadir pada era 70-an. Chevrolet memperkenalkan Electrovette pada 1976 yang mengambil model dari hatchback kecil Chevette. Sayangnya, mobil yang dikembangkan di bawah kepak sayap General Motors ini hanya muncul sebagai cameo dan tidak diketahui kelanjutannya.

Chevrolet Electrovette dengan baterai di dalam kabinnya 

General Motors pada 1990 memperkenalkan GM Impact sebagai mobil konsep bertenaga listrik. Mobil ini kemudian tercatat sebagai mobil listrik produksi massal pertama yang diproduksi pada 1996 hingga 1999.

Dalam pengembangannya, muncul inovasi lain yang hadir pada 1995 dengan kemunculan Toyota Prius Hybrid Concept dengan ide dasar sinergi antara mesin bakar dan motor listrik. Mobil ini mulai dijual bebas pada 1997 sebagai mobil hybrid produksi massal pertama di era modern.

Kendati menggunakan mesin bakar, namun kinerjanya dapat digantikan sepenuhnya oleh motor listrik yang bebas polusi sehingga mengurangi asupan bahan-bakar dan tentunya emisi buang.

GM Impact, mobil elektrik yang hadir pada pertengahan hingga akhir 90-an
Toyota Prius, mobil hybrid tersukses. Hadir pada 1997 dan bertahan hingga saat ini 

Inovasi-inovasi ke arah mobil ramah lingkungan semakin gencar dan kemudian melahirkan mobil dengan sistem Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).

Pesaingan mobil ramah lingkungan pun semakin banyak dengan munculnya teknologi baru pada baterai yang memungkinkan untuk menyimpan cadangan daya lebih besar namun dibuat dalam ukuran lebih kompak.

Dalam banyak wacana, apapun bentuk inovasi teknologi otomotif di masa depan tak bisa lepas dari unsur mobil listrik dan hal tersebut sudah berjalan saat ini.