Menyongsong era elektrifikasi, carreview.id akan membahas tentang perkembangan mobil listrik, yang dulunya populer dibandingkan mobil bermesin pembakaran dalam (internal combustion engine).

Dalam beberapa tahun belakangan ini, mobil listrik muncul sebagai fokus baru dalam dunia otomotif. Mobil yang mengandalkan sepenuhnya pada asupan setrum ini menyuguhkan berbagai keunggulan sebagai kendaraan ramah lingkungan tanpa emisi karbon, jauh lebih senyap, lebih murah dalam operasional, memiliki akselerasi lebih spontan dan berbagai kelebihan lainnya.

Namun tahukah Anda, bahwa sebenarnya mobil listrik pertama ditengarai muncul pada 1832, di mana tahun tersebut bisa dibilang dua tahun setelah perang Diponegoro berakhir di pulau Jawa (Indonesia).

Walau ketika itu belum bisa dikatakan sebagai sebuah mobil, namun lebih berwujud sebagai kereta sederhana. Tetapi, setidaknya inilah pionir kendaraan yang menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga penggerak. Kereta yang diciptakan oleh Robert Anderson asal Skotlandia ini digunakan untuk keperluan tambang batu bara tertutup yang memiliki oksigen tipis, sehingga mesin pembakaran dalam tidak bisa bekerja.

Selanjutnya karya Thomas Davenport, seorang Amerika yang berasal dari Vermont memperkenalkan konsep kendaraan listrik pertama yang yang dilengkapi dengan dua elektromagnet, poros dan baterai pada tahun 1834. Mobil ini wujudnya lebih seperti lokomotif.

Di penghujung abad 19, kendaraan bertenaga listrik semakin moncer keberadaannya dan pada awal abad 20, populasi mobil listrik khususnya di Amerika Serikat meningkat tajam.

Berdasarkan sensus pada tahun 1900 dari 4.192 kendaraaan yang dibuat di Amerika 1.575 unit di antaranya adalah mobil listrik. Sisanya merupakan perpaduan komposisi antara kendaraan tenaga uap dan bermesin kombusi.

Thomas Parker Electric Car di tahun 1884

Henry Ford berhasil menghadirkan mobil bensin yang harga sangat menarik yakni Ford Model T pada 1908. Produk yang dijuluki Tin Lizzy ini direspons cukup baik walau harus dihadapkan dengan bensin pada saat awal produksinya.

Salah satu point besar dari mobil bermesin bensin adalah kepraktisan dalam pengoperasiannya. Untuk menjalankannya, tak perlu melakukan banyak persiapan layaknya mobil listrik. Selain itu waktu pengisian daya listrik yang relatif lama menjadi hambatan tersendiri.

Namun semuanya mulai berbalik ketika bensin mulai diproduksi dan didistribusikan secara besar-besaran. Dari segi harga, mobil bensin pun menjadi lebih menarik, pada tahun 1912 sebuah mobil bermesin bensin dibanderol $650 sedangkan sebuah roadster listrik harus dijual dengan harga $ 1.750. Di waktu yang sama starter elektrik diperkenalkan untuk menggantikan engkol dan menjadikan penjualan mobil bensin semakin menarik.

Dengan harga bensin yang semakin murah, maka pada tahun 1935 seluruh mobil bertenaga listrik hilang dari pasaran, khususnya pasar Amerika.