Bukan karena dasar keindahan atau estetika, warna pada lampu belakang didasari dengan kemampuan penglihatan mata manusia menerima gelombang cahaya.

Lampu pada mobil selain sebagai alat penerangan juga merupakan alat komunikasi untuk menandakan keberadaan suatu kendaraan. Terdapat tiga warna yang biasanya kita jumpai pada lampu belakang atau tail light.

Lampu dengan cahaya merah dipergunakan sebagai lampu utama belakang, sinar berwarna orange sebagai lampu sein untuk menandakan berbelok atau hazard, sedangkan warna cahaya netral (putih) sebagai lampu mundur. Kenapa begitu, ada alasannya.

Sinar warna merah dipergunakan sebagai lampu utama di bagian belakang karena memiliki gelombang yang paling panjang. Cahaya merah dapat dilihat dari jarak paling jauh dan memiliki daya tembus paling baik dari semua warna.

Tak mengherankan, ketika bangunan tinggi atau menara dipasangi lampu merah. Tak lain supaya dapat terlihat dengan mudah dari jarak jauh dan dalam berbagai kondisi.

Warna orange atau jingga, memiliki kecepatan rambat lebih cepat dari warna merah dan mampu mengintervensi mata. Perhatikan, jika lampu orange nyala maka sinar lampu merah akan tertutupi sinar orange. Dengan demikian isyarat kendaraan yang akan berbelok lebih mudah ditangkap mata.

Beberapa mobil lawas buatan Amerika, ada yang menggunakan lampu sein berwarna merah dengan pendar kekuatan cahaya setara dengan lampu rem. Namun, saat ini sudah banyak yang mulai menggunakan warna jingga sebagai lampu sein.

Sinar netral dipilih sebagai lampu mundur karena memiliki tingkat intensitas cahaya paling tinggi. Dengan demikian mampu menerangi daerah sekitar lebih terang, dibandingkan warna lainnya walau demikian daya tembusnya tergolong jelek.

Berbagai alasan tadi, bertujuan meningkatkan faktor keselamatan pengguna kendaraan maupun orang lain di sekitarnya. Jadi, jangan sekali-sekali mengubah warna lampu belakang.