Setiap 40.000 km atau dua tahun, sebaiknya kita mengganti minyak rem agar performa pengereman tetap prima.

Mudik lebaran atau menempuh perjalanan jauh memang memerlukan persiapan yang matang, termasuk menyiapkan kondisi mobil supaya tetap prima.

Selain ban, mesin dan juga fitur penunjang lainnya, salah satu bagian yang perlu Anda periksa adalah kondisi rem.

Dalam hal ini, minyak rem merupakan nyawa utama dalam sistem pengereman. Cairan ini harus dalam kondisi prima sehingga menjamin mutu pengereman dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan penggantian secara rutin minyak rem pada kendaraan yang kita pakai.

“Minyak rem adalah cairan yang istimewa. Cairan ini dapat mencapai temperatur 200 derajat Celsius, sehingga diperlukan cairan khusus yang dapat menahan panas hingga temperatur tinggi seperti itu,” terang Edward Adinata dari Razer Workshop. 

Edward juga mengatakan bahwa perlu dilakukan penggantian secara rutin untuk minyak rem. Seiring dengan waktu minyak rem akan mengalami penurunan kemampuan kinerjanya. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan air yang ada pada minyak rem yang semakin banyak. Hal itu menyebabkan titik didih minyak rem dapat berkurang drastis. Dengan titik didih yang lebih rendah, maka kemampuan dalam melakukan pengereman pun berkurang dan akan membahayakan.

“Minyak rem memiliki umur pakai. Sebaiknya segera diganti setelah menyentuh jarak 40 ribu kilometer atau setara dengan dua tahun,” sambung pebengkel yang buka gerai di bilangan Jakarta Barat ini.

Melakukan penggantian menyeluruh atau dikuras, menjadi solusi terbaik karena dapat membersihkan secara menyeluruh minyak rem yang ada pada sistem pengereman dan diganti dengan minyak rem yang lebih segar.