Safety Belt : Peranti Penting yang Sering Terlupakan
Jika belum merasakan sendiri karena terselamatkan oleh safety belt, kebanyakan pengguna mengabaikan kondisi sabuk pengaman ini. Padahal inilah salah satu unsur penyelamat utama di dalam mobil.
Tak jarang pengguna mobil mengakui, jika safety belt sudah rusak, tidak terlalu diperhatikan, hingga bertemu 'momen yang menyadarkan' bahwa safety belt itu sangat penting bagi keselamatan dirinya.
Apa saja kerusakan yang kerap timbul pada safety belt? Pertama, safety belt tak mau menggulung. Penyebabnya adalah pegas pada bagian penggulung patah. Safety belt akan selalu terjulur dan bisa terjepit pintu dan membuat kait pengunci safety belt bengkok, sehingga tak dapat digunakan.
Kerusakan lainnya, safety belt tak mau mengunci saat terjadi entakan. Disebabkan oleh rusaknya bola atau katup di dalam penggulung, sehingga safety belt malah melonggar ketika terdorong tubuh. Hal ini biasanya disebabkan oleh sudah pernah meletupnya gas di dalam penggulung pada safety belt yang dilengkapi pre-tensioner, atau pecahnya bola pengunci pada model konvensional.
Sementara yang paling sederhana tapi justru paling sering dibiarkan adalah sabuk yang terpuntir. Kondisi ini jangan dibiarkan, karena peranti itu satu-satunya penyelamat yang mempertahankan posisi penumpang di dalam kabin agar tetap aman. Mengganti safety belt yang rusakpun tak mahal, satu set safety belt tipe fleksibel yang paling murah tidak sampai Rp 300 ribu (belum termasuk ongkos pasang), kecuali tipe pre-tensioner harganya lebih mahal.
Iwan Abdurahman, Sunter Workshop Manager, PT Toyota Astra Motor, mengatakan bahwa peranti bila terjadi kerusakan padan keselamatan utama ini sebaiknya diganti saja.