Mobil dengan standar Euro 4 lebih mudah dijual dibandingkan Euro 2.

Beberapa Dampak Positif dan Negatif Pemberlakuan Standar Emisi Euro 4 di Indonesia

 
Beberapa Dampak Positif dan Negatif Pemberlakuan Standar Emisi Euro 4 di Indonesia

Mobil dengan standar Euro 4 lebih mudah dijual dibandingkan Euro 2.

Jika tidak ada aral melintang, pada September 2018 mendatang Indonesia resmi memberlakukan regulasi standar emisi Euro 4. Tahap awal akan dilaksanakan pada kendaraan bermesin bensin dan kemudian menyusul kendaraan bermesin diesel.

“Penerapan standar Euro 4 ini akan memberikan kontribusi positif, naiknya standar kualitas gas buang, namun memberi pengaruh pada industri otomotif dalam negeri,” jelas Jongkie D Sugiarto, ketua I Gaikindo beberapa waktu silam di bilangan Jakarta Pusat.

“Keuntungan pada industri otomotif tanah air cukup jelas, lantaran pabrikan akan memproduksi mobil dengan spesifikasi Euro 4. Artinya mobil ini lebih mudah ditawarkan untuk ekspor,” jelasnya.

“Kendala yang dihadapi oleh industri Indonesia yang masih menganut standar emisi Euro 2 saat ini adalah terbatasnya pasar di luar sana yang masih menggunakan standar Euro 2, karena rata-rata sudah menganut Euro 4. Kalaupun harus mengikuti standar Euro 4 di negara tujuan ekspor, mobil harus dibagi menjadi dua line produksi,” rincinya. “Hal ini tentunya berdampak pada biaya tambahan yang membuat produk mobil Indonesia tidak bisa bersaing,” lanjutnya.

Standar emisi Euro merupakan standar emisi yang berlaku di Eropa dan sudah diberlakukan sejak 1992 dengan Euro 1. Sedangkan Euro 4 sendiri telah diberlakukan di Eropa sejak 2005 hingga 2008 silam. Saat ini benua biru telah mencapai standar emisi Euro 6 yang diberlakukan pada 2012 silam.

Standarisasi emisi ini tak hanya berhubungan dengan perangkat pada mesin saja, namun berhubungan erat dengan kualitas bahan bakar.

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com