Rencana jangka pendeknya, drone tersebut akan digunakan untuk keperluan operasional pabrik. Sedangkan rencana jangka panjangnya untuk terjun dalam bisnis drone yang menggiurkan.

Peluang bisa dilihat dari berbagai sisi, uniknya Hyundai melihat pesawat tanpa awak (drone) menjadi media baru dalam melebarkan sayap bisnisnya.

Seperti dilansir autoevolution.com (15/11), pabrikan yang berpusat di Korea Selatan ini telah mengumumkan kerjasamanya dengan perusahaan teknologi yang bermarkas di Boston, Start Flight Technologies.

Tujuan pembuatan drone ini diketahui untuk dimanfaatkan perusahaan dalam melakukan misi pengawasan di lokasi pabrik Hyundai. "Top Flight mengembangkan teknologi yang dibutuhkan untuk memungkinkan solusi baru dalam logistik dan pemetaan udara. Hal ini dapat berguna dalam bisnis masa depan Hyundai," kata John Suh, Kepala Pusat Desain Robotic-Augmented.

Uniknya, drone ini tidak mengasup tenaga baterai namun menggunakan tenaga listrik hibrida. Sehingga mampu memberikan lebih banyak waktu terbang.

Drone bikinan keduanya ini diklaim dapat terbang selama dua jam. Dibandingkan dengan kebanyakan produk yang saat ini beredar di pasaran hanya memiliki waktu terbang kurang lebih selama 20 menit.

Hyundai memprediksikan bahwa pasar drone akan tumbuh pesat pada 2026 dengan nilai mencapai $ USD 22,1 milyar.