Hasil berbeda dengan pengguna Nissan Grand Livina. Apa saja yang bisa memberikan perbedaan ini? Beberapa hal jadi penyebab, seperti diungkap oleh Taqwa Suryo Swasono dari Garden Speed.

Konsumsi BBM Rata-Rata Konsumen Grand Livina 1:12, Hasil Tes Media Tembus 1:30, Bagaimana Bisa?

 
Konsumsi BBM Rata-Rata Konsumen Grand Livina 1:12, Hasil Tes Media Tembus 1:30, Bagaimana Bisa?

Hasil berbeda dengan pengguna Nissan Grand Livina. Apa saja yang bisa memberikan perbedaan ini? Beberapa hal jadi penyebab, seperti diungkap oleh Taqwa Suryo Swasono dari Garden Speed.

PT Nissan Motor Indonesia (NMI) baru saja mengadakan perlombaan eco-driving bertajuk “Tantangan 7 liter Livina” yang diikuti oleh para jurnalis otomotif tanah air. Dalam tantangan tersebut, hasil konsumsi terbaik mencapai 30,3 km/liter. Banyak yang mengatakan bahwa hasil tersebut sangat sulit didapatkan dalam pengujian konsumsi di dalam kota maupun konsumsi luar kota.

Mengapa hasil tersebut bisa didapatkan? Pada mulanya, 10 unit Grand Livina 1.498 cc, XTRONIC CVT bertransmisi otomatik diberi minum bensin beroktan 92, perjalanan pun dimulai dari dealer Nissan di Cimahi menuju dealer Nissan di MT Haryono, Jakarta Timur dengan total jarak tempuh 140 km. Seluruh peserta mengikuti rute yang sama melewati jalur Tol Cipularang-Tol Cikampek-Exit Halim.

Seluruh mobil diisi bensin sebanyak 7 liter
 

Hasil tersebut membuat rata-rata konsumen pengguna Grand Livina terkejut, bahkan sampai ada yang bilang, kok bisa? Apa di-towing? Sebuah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul karena tidak pernah mereka rasakan.

“Saya pakai Nissan Grand Livina Highway Star CVT lansiran 2014 bertransmisi otomatik, untuk perjalan dalam kota konsumsi yang biasa saya dapatkan 12 km/liter, sementara untuk konsumsi luar kota, rekor yang pernah saya dapatkan mencapai 17 km/liter,” ucap Bromo Asmoro, pengguna Grand Livina berdomisili di Pondok Kopi.

Di tempat lain, Carreview.id juga diceritakan pengalaman konsumen Grand Livina lainnya, “Sejak menggunakan Grand Livina tipe SV CVT lansiran 2013 akhir, konsumsi BBM yang saya dapat rata-rata 12 km/liter, atau pernah mencapai 15 km/liter, jika kombinasi ke luar kota,” ujar Henry Safari, pemilik Grand Livina warga Cirendeu.

Baik hasil yang diperoleh oleh rekan-rekan jurnalis maupun konsumen pengguna Grand Livina, keduanya sama-sama mengacu pada MID (Multi Information Display).

Mobil terbaik catatkan 30,3 km per liter

Berikut adalah hasil konsumsi yang diperoleh rekan-rekan Jurnalis, yang dibagi dalam dua kategori. Dengan menghidupkan AC dan satu lagi melaju tanpa menyalakan AC.

AC Mati

  1. Donny Apriliananda (Kompas Otomotif) dan Jeffry Yanto (Vivanews.com) - 30,3 km/liter
  2. Danu Dirgantoro (OtoDriver.com) dan Mochammad Dipa (Warta Kota) - 25,8 km/liter
  3. Sugeng Sulaksono (Jawa Pos) dan A. Harry Budiawan (MetroTV News) - 25,4 km/liter

Dari hasil yang diperoleh dari ketiga peserta ini, rata-rata konsumsi bahan bakar luar kota dengan non-ac mencapai 27,1 km/liter 

AC Menyala

  1. Insan Krisnamusi (Suara.com) dan Choirul Arifin (Tribun News) - 23,1 km/liter
  2. Rendy Surya (Tabloid Otomotif) dan Pamela Sarnia (Kontan) - 23 km/liter

Sementara, hasil konsumsi rata-rata penggunaan Grand Livina menggunakan AC konsumsi bahan bakar luar kota mencapai 23 km/liter. 

Tampak hasilnya terpaut cukup jauh, dibandingkan konsumsi bahan bakar yang didapat oleh beberapa pengguna Nissan Grand Livina. Terkait hal tersebut, Taqwa Suryo Swasono, dari Garden Speed memberikan pendapatnya. 

Menurut Taqwa, perjalanan dari Bandung ke Jakarta, akan menemukan banyak jalan menurun. Hal ini sangat menguntungkan bagi mobil dengan transmisi CVT seperti Grand Livina. Hanya perlu menekan pedal gas sedikit saja, mobil akan melaju cepat di kondisi jalan yang relatif menurun tersebut. 

Dengan rasio transmisi CVT yang variabel, putaran mesin tidak akan 'terkunci' pada satu posisi rasio saja. Dengan CVT, mobil bisa meraih rpm lebih rendah dibandingkan transmisi otomatik konvensional, pada kecepatan yang sama, sehingga hal ini akan berdampak pada konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.

Selain itu, yang menyebabkan perbedaan sangat jauh antara konsumsi bahan bakar yang didapat oleh para jurnalis dengan konsumen, ia mengatakan bahwa ada beberapa hal perlu diperhatikan.

Seperti karakteristik pengemudinya, karena berbeda pengemudi, tentu berbeda cara dia mengendalikan mobilnya, yang berdampak pada kehematan bahan bakar mobil. Hal ini tidak bisa disamaratakan, karena bukan diuji oleh satu orang yang sama.

Ada juga faktor lain yang mempengaruhi, yaitu lama pengetesan dan berapa lama mesin menyala. Hal ini tentunya tak bisa dibandingkan juga, karena apakah para konsumen juga menguji di waktu dan jam yang sama seperti rekan-rekan jurnalis? Atau malah kondisinya jauh lebih macet. Total bobot mobil plus penumpang dan barang juga mempengaruhi konsumsi bahan bakar.

Jadi, tentu hasil uji seperti ini tak bisa dijadikan satu-satunya acuan konsumsi bahan bakar mobil tersebut. Beberapa informasi lain, tentu bisa didapatkan untuk mengetahui berapa hasil konsumsi bahan bakar yang dicapai sebuah mobil.

Bisa dengan berbagai referensi, seperti berdasarkan pengujian yang lebih komprehensif, mulai dari penggunanya langsung, juga berdasarkan hasil tes lebih menyeluruh yang dilakukan dalam berbagai kondisi jalan dengan berbagai waktu tertentu oleh media yang kompeten di bidangnya. 

Menanggapi hasil berbeda antara pengetesan dengan menghidupkan AC dan tanpa AC menyala, Taqwa juga memberikan pendapatnya. 

Menurutnya, semakin kecil kapasitas mesin mobilnya, tentu makin kecil torsinya, jadi penggunaan AC atau tidak, akan memberikan hasil yang berbeda.  Tak mengherankan, hasil konsumsi bahan bakar yang diperoleh dari Grand Livina yang AC-nya dinyalakan dengan tanpa AC, mendapatkan hasil yang berbeda.

Mengomentari teknik pengetesan melalui MID, Taqwa menyebut hasilnya sudah cukup valid. Karena pengetesan menggunakan metode full to full ataupun MID tidak akan memberikan angka konsumsi yang jauh berbeda, karena sistem sensor yang dimiliki oleh mobil-mobil baru sudah cukup baik dan sangat akurat.

“Efisiensi bahan bakar sangatlah penting untuk keberlangsungan lingkungan, dan itulah yang menjadi salah satu gambaran visi Nissan Intelligent Mobility untuk mewujudkan zero emission. Fitur-fitur Nissan Intelligent Mobility yang ada pada kendaraan Nissan saat ini  memastikan masyarakat selangkah lebih dekat untuk merasakan pengalaman berkendara yang menyenangkan di masa depan. Melalui kegiatan ini, para peserta akan mencoba langsung kemampuan teknologi XTRONIC CVT pada Nissan Grand Livina,” jelas Antonio 'Toti' Zara selaku Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia.

 

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com