Terkadang, konfigurasi mesin menentukan efisiensi. Seperti mesin V6 yang kini menjadi mesin Lexus LS 500. Apa sebab Lexus mengganti mesin V8 sebelumnya, ini beberapa alasannya.

Lexus sepertinya membuat langkah yang berbeda dengan pembuat mobil premium dari Eropa seperti Mercedes-Benz atau pun BMW.

Jika biasanya kasta tertinggi pada segmen tertinggi menggunakan mesin V8 ataupun V12, namun Lexus justru menjejalkan mesin V6 sebagai jantung pada sedan kasta tertingginya yakni Lexus LS 500, yang sedianya baru akan diluncurkan pada awal tahun 2018 nanti.

“Kita memiliki dua pilihan untuk menjadi sumber daya LS 500 yakni mesin V6 Hybrid dan V6 Twin turbo. Keduanya memiliki kapasitas yang sama yakni 3.456 cc,” jelas Adrian Tirtadjaja,  General Manager Lexus Indonesia saat dijumpai carreview.id, Kamis (17/8) di booth Lexus pada gelaran GIIAS 2017.

Mesin V8 bukanlah barang 'aneh' bagi mobil Amerika, yang menjadi salah satu pasar besar Lexus. Tetapi, kemudian mesin V8 yang juga menjadi ciri khas Lexus, diganti dengan mesin V6. Ini merupakan yang pertama bagi Lexus.

“Penggunaan mesin V6 ini tak lepas dari komitmen Lexus untuk menciptakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan memiliki emisi karbon lebih rendah. Namun bukan berarti menjadi mobil yang underpower,” terang Adrian. “Mesin ini mampu memuntahan daya 415 dk dan torsi 600 Nm untuk versi twin turbonya,” sambung Adrian.

Jika melihat dari data tersebut, maka mesin baru pada LS 500 ini memiliki output besar. Bahkan lebih besar dari mesin yang bertenaga paling sangar sebelumnya, yang digunakan pada LS 600 series yakni 2UR-GSE. Di mana mesin V8 berkapasitas 5.000 cc ini hanya mampu mengantongi 394 dk dan torsi 520 Nm.