Walau bukan rival secara langsung, namun kami membandingkan keunggulan yang ditawarkan oleh masing-masing mobil bermesin ganda ini.

Toyota Camry 2.5 Hybrid vs Nissan X-Trail Hybrid

 
Toyota Camry 2.5 Hybrid vs Nissan X-Trail Hybrid

Walau bukan rival secara langsung, namun kami membandingkan keunggulan yang ditawarkan oleh masing-masing mobil bermesin ganda ini.

Dua segmen berbeda ini, mempunyai kesamaan soal penggunaan mesin ganda alias hybrid. Toyota Camry 2.5 Hybrid menjadi satu-satunya Saloon hybrid yang beredar di Indonesia, sedangkan Nissan X-trail Hybrid juga seorang diri yang menggunakan mesin hybrid di segmen SUV.

Toyota Camry 2.5 Hybrid, dipasarkan dengan harga Rp 759,2 juta (on the road, Jabodetabek) memiliki selisih Rp 164,5 juta dibandingkan dengan Toyota Camry 2.5 V (Rp 594,7 juta, on the road, Jabodetabek.

Sementara Nissan X-Trail Hybrid, dipasarkan dengan harga Rp 625 juta (on the road, Jabodetabek), lebih mahal Rp 174,5 juta dibandingkan tipe tertinggi Nissan X-Trail 2.5 CVT yang dibanderol Rp 450,4 juta (on the road, Jabodetabek).

Tentu, bukan sekadar mesin saja perbedaan dengan tipe konvensional di kedua mobil ini. Beberapa fiturnya menawarkan kelebihan yang tentunya patut diapresiasi, selain memang menjadikan banderol harganya juga lebih tinggi.

Desain

Gril, bumper dan DRL berbeda dibandingkan 'Camry biasa'.
Side moulding, lower panel dan emblem Hybrid hanya pada X-Trail ini

Secara keseluruhan, desain mobil hybrid tak banyak berbeda dibandingkan versi bermesin konvensional. Hanya beberapa aksen, seperti emblem yang memang dirancang berlatar biru seperti pada Toyota Camry, lantas desain gril lebih dinamis, juga penempatan lampu sein pada sisi bumper, menjadi pembeda dengan Camry bermesin konvensional dengan lampu sein sejajar lampu utama.

Begitupun Nissan X-Trail Hybrid, penampilannya seolah tak kentara, karena aksen yang diberikan tidak terlalu signifikan. Penggunaan moulding pada sisi dan di bawah bumper, fog lamp LED serta emblem Hybrid dan penggunaan pelek 18 inci (X-Trail bermesin konvensional 17 inci). Hal-hal itu saja yang membedakan pada sisi tampilannya.

Performa

Mesin dengan siklus Atkinson, khas mesin hybrid Toyota.
Mesin dengan satu motor listrik dual purpose.

Memiliki performa lebih baik, melalui tenaga yang dihasilkan maupun konsumsi bahan bakarnya. Itulah tujuan utama mobil hybrid diciptakan. Toyota Camry 2.5 Hybrid dan Nissan X-Trail Hybrid ini, mampu memenuhi segala kebutuhan tersebut. Tenaga yang didapat lebih besar, begitu juga torsinya bertambah dengan signifikan, berkat bantuan motor listrik sebagai sumber tenaganya.

Toyota Camry 2.5 Hybrid, memiliki gabungan tenaga cukup besar. Dari mesin bensinnya, tenaga maksimum 156 dk/5.700 rpm dengan torsi puncak 205 Nm/4.800 rpm. Tetapi ketika berakselerasi, motor listriknya akan menyuntikkan lagi tenaga sebesar 142 dk dan torsi 267 Nm!

Sedangkan Nissan X-Trail Hybrid, ketika berakselerasi dengan dua penggerak, total tenaga yang diperoleh adalah 188 dk dan torsi 367 Nm (mesin bensinnya bertenaga maksimal 147 dk/6.000 rpm dan torsi puncak 207 Nm/4.400 rpm.

Namun jangan harap merasakan tubuh terhempas ke bangku ketika berakselerasi. Keduanya akan berakselerasi dengan ‘halus’ sebagai cirik khas mobil bertransmisi CVT. Tak ada hentakan sensasional dengan mesin bertenaga besar, seperti ketika mengemudikan mobil bertransmisi manual.

Toyota Camry 2.5 Hybrid mencatat waktu akselerasi dari 0-100 km/jam 8,3 detik, sementara Nissan X-Trail Hybrid membukukan waktu 9,9 detik saat sprint dari posisi diam hingga 100 km/jam. Ya, memang pasti waktunya akan berbeda, mengingat kedua mobil ini berbeda jenis dengan karakter yang tidak sama.

Konsumsi bahan bakar, Toyota Camry 2.5 Hybrid memperoleh angka 14,8 km/l untuk dalam kota dengan rata-rata kecepatan 22 km/jam, sedangkan tol dengan kecepatan rata-rata 90-100 km/jam memperoleh konsumsi bahan bakar 17,7 km/liter.

Nissan X-Trail Hybrid, konsumsi bahan bakar dalam kota memperoleh angka 13,6 km/l dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam dan konsumsi bahan bakar di tol 18,5 km/l.

Akomodasi

Akses mudah masuk-keluar barang di bagasi luas Camry hybrid.
Tanpa dua bangku di baris ketiga, ruang barang ekstra lapang.

Layaknya sebuah Sedan, Toyota Camry 2.5 Hybrid memiliki ruang cukup lega untuk lima orang penumpang dewasa. Ruang kaki maupun ruang kepala, hampir sama rata dirasakan oleh penumpang di dalamnya. Hanya tentunya ketika bangku belakang diisi tiga orang, yang duduk di tengah akan merasakan sedikit ketidaknyaman dengan bantalan yang lebih tebal. Sementara bagasinya tergolong luas dan memiliki akses yang mudah.

Nissan X-Trail Hybrid, tidak seperti varian bermesin konvensional yang bisa menampung 7 orang penumpang di dalamnya. Baterai sebagai sumber daya motor penggerak, menempati ruang di belakang yang pada ‘X-Trail biasa’ menjadi tempat dua buah bangku di baris ketiga. Namun hal ini tidak mengurangi daya angkut bagasinya. Ruang tetap luas, juga masih bisa menampung ban cadangan.

Tiap penumpang pada X-Trail Hybrid, cukup merasa leluasa dengan ruang yang tersedia. Di bangku baris kedua, ruang kaki tak kalah lega dengan penumpang depan. Hal serupa pada ruang kepala yang memang cukup luas, seperti X-Trail lainnya.

Kepraktisan

Nilai ergonomis baik pada Camry
Kedua bangku depan dilengkapi pengatur elektrik

Sebagai sedan yang cukup bongsor, Camry Hybrid memiliki sisi kepraktisan yang cukup baik. Penyetel bangku elektrik pada kedua jok depan, memudahkan penyesuaian dengan berbagai macam postur tubuh.

Bangku kiri depan, memiliki tombol penggerak yang bisa digunakan oleh penumpang di jok belakang. Tujuannya ketika penumpang menginginkan ruang lebih lapang, jok depan bisa digeser ke depan pergerakan jok ini diikuti dengan berubahnya sandaran jok hingga tertekuk ke depan.

Nissan X-Trail Hybrid, memiliki kepraktisan tak ubahnya versi konvensional. Kedua jok depan dapat disetel secara elektris. Malah, dengan memiliki dua baris bangku, kepraktisannya mirip dengan sedan. Hanya, dibandingkan sedan, tentunya X-Trail memiliki ruang barang sangat lapang, terutama ketika bangku di baris kedua ini dilipat.

Kenyamanan

Sandaran jok belakang bisa diatur kemiringannya
Arm-rest dilengkapi pengontrol blower AC dan sandaran kursi.
Ruang kaki dan kepala cukup lapang di belakang
Terdapat ISOFIX untuk kursi bayi

Di antara keduanya memang tak bisa dibandingkan secara langsung. Karena Camry Hybrid tentu menyodorkan kenyamanan khas sedan. Posisi duduk semua penumpang setara kenyamanannya, baik di depan maupun belakang.

Ada satu hal saja yang menepis ‘pakem’ umum terjadi pada sedan, yaitu sandaran jok belakang yang tak bisa diubah. Namun pada Camry, sandaran jok bisa disetel tingkat kelandaiannya. Di balik arm-rest, terdapat tombol penyetel sandaran secara individual, untuk penumpang yang duduk di sisi kiri dan kanan, selain itu penyetelan suhu AC dan kontrol audio serta tirai pada kaca belakang juga bisa diatur dari sini.

Kenyamanan pada Nissan X-Trail Hybrid, lagi-lagi, tak jauh berbeda dengan versi konvensional. Seluruh jok mampu menopang tubuh penumpang secara ergonomis. Bantingan suspensi khas SUV yang agak kaku, mampu diserap oleh jok depan maupun belakang, sehingga penumpang di dalamnya tak merasakan guncangan berlebihan.

Handling

Pengendalian Camry Hybrid, cukup presisi dengan tingkat stabilitas sedang. Bodi besarnya, seolah tak dirasakan oleh pengemudi ketika bermanuver cepat. Hanya, suspensi lembut, memberikan sedikit ayunan ketika menikung meski tidak mempengaruhi kestabilannya.

Nissan X-Trail Hybrid juga menawarkan pengendalian yang cukup presisi. Suspensi agak kaku, mengeliminasi limbung yang umumnya terjadi pada mobil jangkung. Tetapi di jalan tak rata, suspensinya masih mampu meredam guncangan roda, sehingga pengemudi masih dapat bermanuver dengan stabil.

Kesimpulan

Kedua mobil bermesin ganda ini, memiliki karakter sama dengan versi yang bermesin konvensional. Jelas hanya sumber daya penggerak saja yang berbeda, mengandalkan motor listrik sebagai alat bantu mesin berbahan bakar bensin. Jelas, konsumsi bahan bakarnya akan jauh lebih irit, terutama ketika berada di kemacetan jalan. Sayang, tak ada insentif pajak diberikan terhadap mobil hemat energi ini, sehingga harga jualnya terpaut harga terlalu jauh dibandingkan yang bermesin konvensional.

 
Updates
Popular

    otodriver.com