Porsche canangkan produksi Mission E empat tahun lagi. Ancaman bagi Tesla, karena Mission E memiliki keunggulan pada pengisian baterai yang cepat, tenaga besar dan jarak tempuh lebih jauh.

Persaingan mobil elektrik kian memanas. Pertempuran merebut pasar otomotif masa depan tinggal menunggu waktu saja. Tesla Motors sepertinya harus mulai waspada terhadap konsep yang dijinjing oleh Porsche untuk membendung laju pemasaran mobil bikinan Freemont, California itu.

Porsche Mision E muncul di tengah gencar-gencarnya Tesla mempersiapkan Model S dan X-nya.

Sedan listrik asal Stuttgart, Jerman ini memang memiliki aroma konsep yang serupa dengan pesaingnya itu. 

Namun mobil yang disebut-sebut sebagai The Next Panamera ini memiliki keunggulan yang cukup signifikan pada penggunaan baterai dan waktu pengisian baterainya.

Sebuah Tesla akan menguras seluruh baterenya untuk dua kali penggunaan saja. Selain itu Tesla tidak dilengkapi dengan perangkat pengisian batere dalam waktu singkat.

Sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk melakukan pengisian batere. Kondisi ini menimbulkan ledekan dari kubu Porsche bahwa Tesla tak lebih hanya sekedar jual tampang saja.

Berbeda dengan Mission E. Sedan ini tidak akan terkuras baterainya dan akan melakukan charging dalam waktu relatif singkat, lantaran dilengkapi dengan Porsche Turbo Charging.

Sebuah sistem pengisian dengan waktu singkat, hingga 80% hanya dalam 15 menit saja. Selain itu Mission E dilengkapi dengan pengisian baterai nirkabel.

Sedan beremisi nol ini akan memasuki masa produksi pada 2019 atau 2020 mendatang. Informasi yang ada, sedan ini dilengkapi dengan mesin listrik berdaya 600 dk dan baterai dengan daya jelajah 500 km.

Jika memang demikian adanya...Tesla wajib waspada.