Turing Jakarta-Sabang ini banyak kisahnya. Pengguna mobil lawas itu, mengalami berbagai kejadian, dari knalpot copot, hingga yang bisa bikin jantung copot, ketika berhadapan dengan begal di jalan.

Turing PPMKI : Mulai Knalpot Copot Hingga Ketemu Begal, Warnai Rute Jakarta - Sabang

 
Turing PPMKI : Mulai Knalpot Copot Hingga Ketemu Begal, Warnai Rute Jakarta - Sabang

Turing Jakarta-Sabang ini banyak kisahnya. Pengguna mobil lawas itu, mengalami berbagai kejadian, dari knalpot copot, hingga yang bisa bikin jantung copot, ketika berhadapan dengan begal di jalan.

Gelaran wisata reli Jakarta – Sabang yang dilaksanakan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia  (PPMKI) 2016 telah menempuh separuh perjalanan. Diawali Rabu (4/5) lalu, dari kantor pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI) di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Kini pada hari ke enam, Senin (9/5) para peserta berangkat dari Bukittinggi, Sumatra Barat bertolak menuju Sumatra Utara, melalui Sibolga. Rute sepanjang 369 kilometer tersebut diperkirakan akan ditempuh sekitar 9 jam melintasi Panti dan Kotanopan.

Jimmy Syamsudin, Ketua Pelaksana Jakarta-Sabang PPMKI 2016 mengharapkan para peserta yang ikut tetap berkonsentrasi penuh selama perjalanan. Meski sepanjang rute yang ditempuh, kondisi jalannya bervariatif dengan  berbagai tingkat kerusakan. Terlebih etape Sumbar hingga Sumut sejauh 300 km terbilang cukup melelahkan.

Perjalanan total sejauh 1.500 km dari Jakarta hingga Bukittinggi tak lepas dari berbagai masalah. Wajar saja, para kendaraan peserta turing ini mobil antik yang dilestarikan.

Di hari pertama, Dodge Dart 1962 milik Anton Sulaeman dan Toyota Land Cruiser 1978 milik Hendarmin mengalami masalah kelistrikan. Tambah apes, mobil towing yang mengiringi perjalanan para peserta dihadang oleh kawanan begal di daerah Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Seluruh isi dompet berjumlah sekitar Rp 1,8 juta amblas.

Memasuki hari kedua, Chevrolet Impala 1960 yang dikemudikan tim Jos Darmawan, mengalami masalah pada rem dan knalpot pecah, sehingga harus diperbaiki di pinggir jalan. Dodge Stationwagon yang tergabung dengan tim Anton Suleiman, juga didera masalah pada mesin, sehingga harus dibongkar di tengah perjalanan pada hari kelima.

Mercedes-Benz 200 1975 milik Cecil Silanu, juga mengalami masalah pada suspensi belakang. “Terdengar bunyi keras, namun masih bisa melanjutkan perjalanan hingga mencapai Bukittinggi,” ungkap Cecil yang juga kolektor Alfa Romeo tersebut.

Dari 32 peserta yang berangkat dari Jakarta, tiga peserta gagal melanjutkan perjalanan karena persoalan non-teknis. Yaitu Suprihadi dengan Mercedes-Benz 220S 1966, Dudi dengan Buick 1938 dan Hendarmin dengan Toyota Land Cruiser 1978 andalannya.

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com