Kami bandingkan Innova bermesin diesel pada varian tertinggi dengan varian bermesin bensin.

Versus : Toyota All New Kijang Innova 2.4 Q Diesel vs Innova V M/T

 
Versus : Toyota All New Kijang Innova 2.4 Q Diesel vs Innova V M/T

Kami bandingkan Innova bermesin diesel pada varian tertinggi dengan varian bermesin bensin.

Toyota All New Kijang Innova 2.4 Q Diesel A/T

Versus

Toyota All New Kijang Innova, merupakan salah satu mobil yang ditunggu masyarakat Indonesia. Mobil penumpang ini memang mampu memenuhi segala kebutuhan masyarakat tanah air akan sebuah mobil keluarga. Kali ini, akan diulas Innova terbaru tipe tertinggi (Tipe Q) bermesin diesel transmisi otomatik, dengan varian termurah yang umumnya dimiliki masyarakat luas, yaitu Innova V, bermesin bensin dengan transmisi manual.

Belum pernah Kijang semewah ini. Pertanyaannya, apakah sepadan dengan rupiah yang harus dikeluarkan menebusnya?

Dalam dunia otomotif, ada sebuah fenomena yang berlaku dari dulu hingga sekarang. Lebih mudah untuk sukses bagi produsen mobil mewah membuat varian terjangkau, ketimbang produsen mobil murah coba menjual versi mewah. Merek Jepang misalnya, akan sulit sukses bila mereka menjual sedan premium. Citra merek sangat berpengaruh. Makanya muncullah Infiniti (Nissan), Lexus (Toyota), Acura (Honda) atau Genesis (Hyundai).

Nah, tahun ini Toyota Kijang, melalui tipe Q coba memanfaatkan popularitasnya untuk bermain di kelas harga di atas Rp 400 juta. Di kelas ini ia akan berhadapan langsung dengan Nissan Serena dan Mazda Biante yang notabene menggunakan arsitektur bodi lebih modern. Kijang sendiri masih memakai ladder frame alias sasis terpisah yang diambil teknologinya dari mobil komersial.

Versus

Tentu saja Anda bisa dengan mudah menebak kalau Kijang termahal ini bertabur fitur. Untuk apa lagi harga semahal itu kalau bukan untuk menjejalkan semua fitur yang dimiliki? Kita mulai dari audionya yang tidak terlalu terkesan after market. Layar sentuhnya besar, mampu mengakses internet, terkoneksi gadget, berkamera mundur dan mengenali gerakan tangan di udara alias air gesture. Lantas di kabin masih tersedia pula laci dengan ventilasi AC sebagai pendingin, all auto power windows serta ambient lights. Sedangkan di luar, lampu LED siap menerangi perjalanan Anda.

Semua itu membuat Kijang menjadi MPV terlengkap di kelasnya. Ini masih dipadu lagi dengan desain menarik dasbor serta instrumennya. Ia tidak lagi terlihat sebagai MPV komersial dan memang mencerminkan nilai modern serta mewah. Pemilihan warna bahan serta material juga cukup baik. Lebih menyenangkan lagi, varian Q ini juga mempunyai jok tengah berkonfigurasi captain seat. Lebih nyaman, meski memang mengurangi akomodasi 1 penumpang.

Varian termahal Kijang ini juga dilengkapi mesin diesel baru berkode 2GD-FTV yang mampu menyemburkan tenaga 149 dk dengan torsi 360 Nm. Ini jauh lebih bertenaga dibanding sebelumnya. Untuk versi manual sendiri torsinya berkurang 20 Nm. Getaran dan suara yang masuk ke kabin juga lebih minim karena penerapan material peredam yang lebih baik.

Torsinya dari bawah terasa sangat kuat. Meski begitu ketika diajak berakselerasi ia tak kencang-kencang amat. Laju 0-100 km/jam baru tuntas dalam 12,3 detik. Penyebabnya adalah transmisi otomatis baru 6 speed yang baru berpindah di 4.000 rpm saat akselerasi penuh. Padahal di atas 3.000 rpm torsi kuatnya sudah menghilang.  Mungkin ceritanya agak berbeda kalau Anda memakai transmisi manual yang perpindahannya bisa dilakukan lebih awal. Moda perpindahan manual di transmisi otomatisnya juga bukan murni tiptronic, ia lebih sebagai pembatas posisi gigi maksimal yang diinginkan.

Konsumsi BBM mesin baru ini cukup impresif. Di dalam kota ia mudah saja mencatat 12,3 km/liter, sedangkan di tol 18,5 km/liter. Bila sabar menyetir 70-80 km/jam secara konstan, mobil ini bisa memberi Anda 20 km/liter lebih! Pernahkah terbayang itu hadir dari sebuah Kijang?

Setir beratnya sedikit mengganggu saat bermanuver di kecepatan rendah namun bukan masalah lagi begitu melaju agak cepat. Satu yang luar biasa adalah keempukan suspensinya. Mobil ini sangat nyaman saat melibas polisi tidur atau jalan rusak di kecepatan rendah. Akan tetapi saat dibawa bermanuver di kecepatan tinggi memang terasa limbung. Untungnya tipe ini sudah dilengkapi kontrol kestabilan elektronik.

Namun suspensi empuk ini tetap tak bisa menutupi rasa ‘komersial’ yang dibawanya. Saat melaju di kecepatan sedang dan melewati jalan keriting, terasa bodi dan sasis agak bergetar khas mobil ladder frame. Karakter seperti ini tak bisa mengalahkan rivalnya seperti Serena dan Biante yang memang monokok, walaupun insinyur Toyota mengklaim sudah dilakukan penambahan rigiditas bodi dan sasis sebesar 24% dari model sebelumnya.

Ketika berbicara akomodasi, Kijang terbaru ini sedikit lebih lega dibanding sebelumnya, terutama bagian paling belakang. Ini akibat penambahan overhang belakang, karena ternyata wheelbase masih sama persis. Memang tidak lega amat, tapi minimal orang dewasa bisa terakomodir dengan baik meski tak begitu nyaman.

Untuk masalah kepraktisan sendiri, tak ada yang perlu diragukan dari Kijang. Tersedia banyak laci penyimpanan, pelipatan bangku paling belakang ke samping pun tinggal tarik satu tuas saja. Keandalannya sebagai mobil serba-guna tetap bertahan di model terbarunya.

Artinya bila Anda menilai Kijang terbaru ini tidak terasa seperti ‘Kijang’ lagi, ada benar dan ada salahnya. Ia tetap terasa seperti sebuah Kijang dalam hal pengendaraan, akomodasi dan kepraktisannya, tapi kalau melihat fitur dan desain interior yang diusungnya memang terasa seperti mobil premium.

Tinggal Anda timbang, apakah Rp 423,8 juta cukup sepadan dikeluarkan untuk mobil ini? Jangan lupakan juga, citra Kijang serta luasnya jaringan purna-jual Toyota akan membuat mobil ini jadi salah satu pilihan ‘aman’ bagi dompet di masa krisis seperti sekarang.

 

Toyota Kijang Innova V M/T Bensin

Versus

Pilihan ini merupakan spesifikasi terendah yang umumnya dibeli masyarakat. Memang, masih ada tipe E yang memiliki fitur lebih rendah, namun kebanyakan digunakan sebagai mobil operasional (fleet) perusahaan.

Innova V M/T yang dicoba adalah unit bermesin bensin. Secara keseluruhan tak jauh berbeda dengan Tipe Q, hanya tentunya minus aksesori yang memberi kesan mewah pada tipe yang menjadi teratas di jajaran Innova baru ini.

Seperti wood panel tak ada pada tipe ini. Walau hal mendetail lainnya, tetap sama dengan tipe Q. seperti ambience light, lantas audio dengan headunit touch screen. Meski sekilas mirip, namun headunit ini lebih sederhana dibandingkan dengan yang digunakan tipe teratas Innova.

Hal mencolok, pada bangku baris kedua, tidak seperti Tipe Q yang mengadopsi captain seat, Innova G masih mengandalkan bangku yang bisa menampung 3 orang. Hanya, dibandingkan Innova terdahulu, pembagian sistem lipat bangkunya berbeda.

Pembagian 60:40 dengan bagian terbesar ada di sebelah kiri. Memudahkan untuk akses penumpang di baris ketiga, namun ketika Innova diisi penuh penumpang, jika ingin turun dari pintu kiri, dua penumpang di baris kedua harus turun terlebih dulu.

Sektor kenyamanan dan pengendalian, tak berbeda dibandingkan tipe Q, tentu performanya jelas tak sama, karena Innova V ini bermesin bensin. Tarikannya tak terlalu istimewa, karena meski menggunakan mesin baru yang mengadopsi teknologi Dual VVT-i, tenaga yang dihasilkan hanya selisih 3 dk saja dibandingkan pendahulunya.

Walau begitu, konsumsi bahan bakar cukup irit. Konsumsi bahan bakar dalam kota, berkisar di angka 9,6 km tiap liternya, sementara di jalan tol dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam, Innova bensin ini mampu melaju dalam jarak 12 km per liter bensin beroktan 92. 

 

Kesimpulan

Ini jelas adalah Kijang terbaik yang pernah dibuat. Tapi apakah sudah menjadi MPV Rp 400 jutaan terbaik? Kami rasa belum. Apalagi kalau Anda adalah orang yang senang menyetir sendiri dan bepergian jauh bersama keluarga. Akan tetapi memang ada perasaan aman berada di dalam Kijang. Bukan hanya sekarang dilengkapi banyak airbag, tapi juga tak perlu pusing memikirkan purnajual dan kemudahan menjual lagi nantinya.

 
 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com