Kami mendapat kesempatan untuk menjajal MPV terbaru Toyota Indonesia, All New Sienta produk Toyota dari pabrik di Karawang, Jawa Barat. Apakah ia layak untuk memikat segmen konsumen Honda Freed?

Inilah Impresi Mengendarai Toyota All New Sienta Tipe Q AT Di Perjalanan Luar Kota

 
Inilah Impresi Mengendarai Toyota All New Sienta Tipe Q AT Di Perjalanan Luar Kota

Kami mendapat kesempatan untuk menjajal MPV terbaru Toyota Indonesia, All New Sienta produk Toyota dari pabrik di Karawang, Jawa Barat. Apakah ia layak untuk memikat segmen konsumen Honda Freed?

Persaingan antara Toyota All New Sienta, boleh dibilang antara terlambat atau bahkan baru akan dimulai. Sebab, Toyota All New Sienta yang head to head dengan Honda Freed, muncul ketika pihak Honda Indonesia sudah tak terlalu antusias dengan MPV berplatform sama dengan Honda Jazz tersebut.

Tetapi hal sebaliknya bisa juga terjadi, mengingat kembali bergairahnya segmen ini ketika ada pemain baru dari Toyota tersebut. Juga Honda Freed anyar akan muncul di Jepang dan bukan tak mungkin dipasarkan juga di Indonesia.

Memang sejak kemunculan Toyota All New Sienta April lalu, berbagai komentar muncul dari masyarakat. Terutama mempersoalkan desainnya yang tergolong "berani". Toyota yang mengadopsi desain sepatu olahraga untuk mobilnya ini, belum ‘akrab’ dengan persepsi desain mobil orang kebanyakan di Indonesia.

Tetapi, ketika melihat dari samping justru kesan dinamis dan modern yang timbul. Membuat tak bosan untuk memandangnya. Paduan lekuk dan tarikannya memang sudah pas, apalagi unit yang tipe Q adalah tipe tertinggi dengan tambahan side skirtnya.

Walaupun, ornamen plastik hitam di beberapa bagian bodinya mungkin agak susah diterima oleh calon konsumen yang agak konservatif dalam memilih desain mobil.

Sienta tipe Q yang jadi unit tes CarReview.id berwarna Orange Metallic, yang menjadi ikon MPV ini. Warna yang juga digunakan pada All New Yaris.

Puas memandang eksterior kami pun masuk ke dalam kabin. Saat pertama duduk di bangku baris kedua, ruang kaki yang lapang dan lantai yang rata langsung menyambut.

Ciri khas MPV berpenggerak roda depan, tanpa tunnel jalur gardan yang menonjol di lantai, membuat kaki penumpang di baris kedua lebih leluasa. Lain halnya saat mencoba duduk di bangku baris ketiga, bukan saja terasa sempit tapi busa sandaran rasanya kurang nyaman.

Bangku belakang terasa nyaman dan lapang

Tetapi meski duduk di baris ketiga, tak perlu khawatir kepanasan, karena Sienta tipe Q ini dilengkapi dengan  AC double blower, yang lebih dari cukup untuk menyejukkan penumpang paling belakang.

Untuk urusan akomodasi Sienta memang perlu diacungi jempol. Mulai dari akses keluar masuk penumpang dan barang yang dimudahkan dengan power sliding door, sampai bangku baris ketiga yang bisa dilipat dengan mekanisnme "dive in" hingga menghasilkan ruang bagasi yang lapang.

Konfigurasi tempat duduk di bangku baris kedua dan ketiga juga bisa dilipat dengan konfigurasi 50:50. Dari sisi kepraktisan memang baik, tetapi ketika tiga orang duduk di bangku baris kedua, agak kurang nyaman, karena ada engsel bangku di sandaran bagian bawahnya.

Lain halnya ketika mengangkut barang berukuran besar. Seperti memasukkan sebuah sepeda gunung tanpa dibongkar ke dalam kabin pun jadi hal mudah. Bahkan sepertinya bisa sampai tiga sepeda balap (road bike) yang dimensinya lebih ramping dari sepeda gunung bisa masuk. 

Kemudahan sistem lipat bangku, juga sangat membantu. Dalam hitungan yang tergolong singkat kabin bisa difungsikan untuk angkut muatan barang banyak atau penumpang.

Sudah cukup merasakan impresi sebagai penumpang dan mengetahui daya angkutnya, saatnya loncat ke bangku pengemudi. Sienta tipe kasta paling tinggi ini hadir dalam dua pilihan nuansa kabin, yakni ada Black Trim dan Fromage Trim.

Nah, unit yang kami dapati adalah Fromage Trim yang berwarna cerah yang memberi kesan lapang di kabin. Namun, warna ini tentu mudah terlihat kotor.

Ketika berada di balik kemudi, posisi mengemudi terasa pas untuk CarReview.id yang berpostur rata-rata orang Indonesia (170 cm). Jika kurang pas bangku pengemudi juga mudah disetel dengan ‘memompa’ tuas di samping kanan bangku pengemudi bagian bawah. Andai penyetel sudah elektris tentu tambah mengasyikkan.

Ada hal yang sama dari All New Sienta dengan MPV modern saat ini pada umumnya. Kaca depan yang landai, untuk desain yang aerodinamis, membuat beberapa pengemudi perlu sedikit waktu untuk adaptasi.

Duduk di bangku pengemudi baru membuat kami lebih menyadari betapa banyaknya fitur pada rival Honda Freed ini. Mulai dari sorot lampu yang bisa diatur sudut pancarannya, tombol pembuka pintu sliding door dari pengemudi, tombol engine start stop, dan bahkan panel instrumen yang bisa menyapa manakala mesin akan menyala. 

Belum lagi hiburan audio dan visual yang tersedia dari layar sentuh tujuh inci. Wajar saja tipe Q jadi yang termahal di antara tiga tipe lainnya. Fasilitas  seperti pemutar DVD, USB, Aux dan iPod, Miracast, Airplay, HDMI, Bluetooth, dan Voice Command hadir untuk siap memanjakan semua penumpang.

Bahkan khusus di tipe Q pengemudi juga bisa memutar dan mengatur volume atau mencari channel radio dari lingkar kemudi. 

Tak perlu menunggu waktu lama, CarReview.id langsung membawa jalan Shinta, eh, maksud kami Sienta ini mengarah ke Bandung dari wilayah Jakarta Selatan. Rute yang ditentukan oleh PT Toyota-Astra Motor dalam ajang media test drive bersama beberapa jurnalis nasional lainnya.

Mobil yang kami tunggangi, yaitu Sienta Tipe Q hanya tersedia dalam pilihan transmisi otomatik tujuh percepatan. Dan yang istimewanya, Toyota sudah membekali transmisi ini dengan teknologi sequential.

Namun, ada yang sedikit mengganjal pada posisi tuas transmsi yang dirasakan terlalu berada di bawah. Memang, posisi transmisi di lantai ini berbeda dengan versi Jepang dengan tuas persneling pada dasbor.

Menurut pihak Toyota Indonesia, hal ini disesuaikan dengan kecenderungan konsumen Indonesia yang lebih familiar dengan tuas berada di lantai. Sayangnya, untuk transmisi otomatik ini malah jadi terlalu di bawah jika dibandingkan MPV lainnya.

Namun CarReview.id memperkirakan ada pertimbangan lain soal posisi tuas ini. Pasar Indonesia, juga tersedia versi manual, dengan tongkat persneling di lantai. Sehingga, proses pembuatan lantai kabin juga disesuaikan untuk format seperti ini, baik versi manual maupun otomatik, demi menekan biaya produksi.

Lain halnya untuk pasar negeri lain yang hanya tersedia satu versi otomatik saja.

Begitulah, perkiraannya. Kembali pada ulasan uji jalan ini, setelah terbiasa dengan posisi tuas persneling,  posisi D digunakan untuk melaju dari tol dalam kota sampai tol Bekasi. Tak ada yang istimewa di sini.

Tarikan di kecepatan rendah juga tidak terlalu mencolok. Tetapi, hal ini malah memberikan kenyamanan ketika stop and go di kemacetan, penumpang tak merasakan hentakan berlebihan.

Oya, sejak awal kemunculannya di Jepang, Sienta ada pilihan mesin 1.500 cc kolaborasi motor listrik alias hybrid. Hingga versi teranyar inipun demikian. Di sana, Toyota All New Sienta menggunakan mesin 1.500 cc 1NZ-FE yang sama dengan Yaris dan 1NZ-FEX plus motor listrik pada tipe hybrid.

Sedangkan di Indonesia, boleh berbangga dengan mesin yang seluruhnya dibuat di pabrik Toyota, Karawang, Jabar. Mesin 2NR-FE yang sama kapasitasnya dengan mesin di Jepang. 

Mesin 2NR-FE yang sepenuhnya dibuat di Karawang, Jawa Barat ini baru kami rasakan performa sesungguhnya saat tuas transmisi dipindahkan pada Mode Manual. Terlebih kami sudah lepas dari kemacetan tol Bekasi dan kondisi ruas tol ke depan cenderung sepi, maka tak kami sia-siakan kesempatan ini. 

Tenaga mesin yang diklaim bisa sampai 104 dk, disalurkan dengan baik melalui transmisi 7 percepatan yang didatangkan secara utuh dari Jepang.

 Memasuki tol Cipularang, kondisi jalan menanjak dan menurun khas perbukitan terhampar menunggu untuk menguji lebih dalam performa Sienta buatan Karawang ini. Dan beruntung saat itu kondisi lalulintas Cipularang masih agak sepi. Masih tetap dalam posisi mode manual, langsung saja Sienta kami ajak untuk menanjak dengan kecepatan lebih kencang.

Suara bisingnya ban dan kondisi di luar teredam dengan baik dan tak membuat kabin gaduh. Dan asyiknya lagi suspensinya juga terbilang baik mendukung handling di kecepatan tinggi. 

Suara bisingnya ban dan kondisi di luar teredam dengan baik dan tak membuat kabin gaduh. Dan asyiknya lagi suspensinya juga terbilang baik mendukung handling di kecepatan tinggi.

Padahal Sienta untuk pasar Indonesia bertubuh jangkung dibandingkan versi Jepang. Di sini Sienta memiliki ground clearance 170 mm, lebih tinggi 25 mm dibandingkan versi Jepang (145 mm). 

Saat perjalanan di Cipularang itu, terkadang perlu sedikit di luar kebiasaan, ketika terpaksa melewati jalur paling kiri, ketika seluruh jalur terhalang truk yang melaju lebih lambat.

Namun, hal ini malah memberikan impresi soal suspensi Sienta, yang melewati jalur lebih bergelombang tetapi masih tetap meberikan kontrol cukup baik dengan bantingan suspensinya.

Beberapa penumpang rekan jurnalis di bangku belakang yang tertidur pulas jadi indikator baiknya redaman suspensi MPV berlingkar roda 16 inci ini.

Kesimpulan

Toyota All New Sienta benar-benar dilahirkan kembali di Karawang, Jawa Barat, All New Sienta sudah disesuaikan untuk mengakomodasi kemauan konsumen di Indonesia. Walau mungkin desainnya akan agak lama dicerna bagi beberapa orang, tapi dengan keunggulan akomodasinya yang oke membuatnya layak untuk dipinang. Apalagi mesin 1.500 cc dengan kombinasi transmsisi otomatik 7 percepatannya yang lumayan bertenaga bisa memuaskan bagi yang doyan berlari kencang. Sayang, saat kecepatan tinggi ada kecenderungan limbung, meski masih dalam kontrol pengemudi.

Kelebihan:

  • Transmisi otomatik mode manual seru untuk dibawa kencang
  • Kemampuan akomodasinya tak perlu diragukan, sangat baik
  • Kabin senyap dengan redaman getaran yang minim

Kelemahan:

  • Tuas transmisi matik posisinya terlalu rendah
  • Mode normal (D) cenderung kurang responsif

SPESIFIKASI:

Toyota All New Sienta tipe Q AT Fromage Trim 

Harga:  Rp 295 juta (off the road) 

Kapasitas Mesin: 1.496 cc cc 4 silinder

Tenaga maksimum: 104 dk 

Torsi maksimum: 143 Nm 

Transmisi: Otomatik CVT 7-Speed Sequential

Penggerak: Front Wheel Drive

 

 

 

 

 

 
Related
Updates
Popular

    otodriver.com